Bagi saya, sebagai seorang berkebutuhan khusus, aksesibilitas ini sangat membantu, karena bisa mengeliminasi satu potensi masalah paling awal saat berkunjung di satu tempat. Jujur saja, sorotan paling mendasar di sini bukan dari "seberapa jauh jarak tempuhnya" tapi lebih ke "seberapa aksesibel tempatnya".
Kadang, lebih baik jarak tempuhnya jauh tapi aksesibel, daripada dekat tapi kurang aksesibel. Safety first.
Uniknya, dari aksesibilitas pada pengunjung berkebutuhan khusus dan keleluasaan untuk perokok inilah, saya juga menemukan "nuansa Eropa" lain berupa sisi inklusif.
Untuk saat ini, belum semua spot wisata (khususnya spot wisata kekinian) di Yogyakarta punya kelebihan ini, dan sudah seharusnya La Li Sa tetap mempertahankan, bahkan mengoptimalkannya sebagai satu nilai tambah, terlepas dari berbagai pengembangan dan pembaruan yang nanti akan hadir di masa depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H