Paling tidak, sikap itu layak dipertahankan sampai kita selesai bekerja di tempat itu. Setelah "lulus" dari sana, terserah.
Di sisi lain, pengalaman membingungkan itu kadang bisa membuat hubungan antara mantan bos dan pekerja jadi hambar. Maklum, aturan "aneh" yang dulu ada kadang menciptakan rasa canggung bahkan trauma, khususnya bagi yang mengalami situasi kurang mengenakkan
Makanya, meski respek kadang masih ada, jaga jarak menjadi satu sikap paling umum. Daripada jadi sasaran tembak, atau  mengalami hal kurang mengenakkan seperti dulu, lebih baik hati-hati.
Bukannya tak mau menjaga silaturahmi  ini hanyalah satu rangkaian sebab akibat. Aturan yang tidak biasa menghasilkan reaksi tidak biasa, seperti halnya aturan yang dijalani.
Kalau aturannya wajar, rasa hormat akan datang dengan sendirinya, bahkan jauh setelah pensiun, karena hubungan profesional dulu juga diikuti banyak memori berkesan, bahkan teladan yang memanusiakan.
Bekerja, disamping menjadi satu sarana mencari cuan, juga menjadi satu cermin bagaimana baik-buruknya satu hubungan, dan bagaimana menghormati batasan antara kehidupan profesional dan pribadi.
Sesuatu yang masih belum membudaya di Indonesia, di tengah masih suburnya "hustle culture" dalam dunia kerja kekinian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H