Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Setelah Marselino Ferdinan "Go Abroad"

2 Februari 2023   15:12 Diperbarui: 5 Februari 2023   08:15 1175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah sebelumnya sempat pamitan dengan rekan-rekan setim di Persebaya Surabaya dan bertolak ke Belgia untuk menjalani trial, Marselino Ferdinan akhirnya resmi bergabung dengan KMSK Deinze, Rabu (1/2). Di klub kasta kedua Liga Belgia itu, Marselino diikat kontrak sampai 2024, dengan opsi perpanjangan otomatis selama setahun.

Tentu saja ini jadi satu kabar baik buat pemain muda yang berkembang pesat sejak kurang lebih setahun terakhir. Meski akan bermain di kasta kedua, kesempatan bermain di Belgia akan sangat membantunya lebih berkembang.

Soal klub atau kompetisi tujuan, ini adalah satu langkah cukup cerdas dari Marselino dan Dusan Bogdanovic, sang agen. Disebut demikian, karena ada beberapa hal yang tampaknya diperhitungkan betul sebelum memutuskan bergabung.

Pertama, Dusan Bogdanovic tampaknya belajar betul pada kasus Egy Maulana Vikri dan Witan Sulaeman di Eropa. Seperti diketahui, dua pemain yang juga diageni Bogdanovic itu belakangan pulang ke Indonesia.

Seperti Marselino, mereka dulu juga pindah ke Eropa di usia 18 tahun, tapi langsung mendarat di klub kasta tertinggi. Egy mendarat di Lechia Gdansk (Polandia) sementara Witan memperkuat Radnik Surdulica (Serbia).

Meski mampu menaikkan popularitas klub di media sosial dan mendapat latihan rutin, dua pemain kidal itu tampak keteteran bersaing di tim utama. Memang, ada progres terlihat saat mereka sama-sama main di kompetisi kasta tertinggi Liga Slovakia, sayang, itu tidak terlalu signifikan, karena menit bermain yang relatif terbatas.

(Tribunnews.com)
(Tribunnews.com)

Belajar dari situ, bukan kejutan kalau Marselino Ferdinan akhirnya mendarat di klub kasta kedua di Eropa. Ada kesempatan bersaing, dengan level yang masih bisa dikejar kalau disiplin berlatih.

Soal menit bermain, ada dua kemungkinan yang akan dialami sang playmaker. Pertama, dia akan segera dipinjamkan ke Juventud Torremolinos (klub kasta keempat Liga Spanyol) yang dimiliki ACA Football Partners (Singapura) perusahaan yang juga jadi pemilik klub KMSK Deinze.

Jika akhirnya dipinjamkan, langkah ini cukup masuk akal, karena putaran reguler kompetisi kasta kedua Liga Belgia hampir selesai, dan pertandingan tersisa tinggal babak play-off promosi degradasi.

Kalaupun tidak dipinjamkan, adik Oktafianus Fernando (PSIS Semarang) ini bisa memanfaatkan waktu untuk beradaptasi di Belgia. Kebetulan, KMSK Deinze sudah punya pemain Asia Tenggara lain, yakni Ilham Ahmad (Singapura). Jadi, dia tak benar-benar sendiri.

Dengan situasi yang ada, ditambah pengalaman yang baru saja terjadi pada Egy dan Witan, sudah seharusnya media tidak berlebihan dalam memberitakan kiprah Marselino. Biarkan dia beradaptasi dan fokus, karena itulah yang akan membuatnya semakin berkembang.

Begitu juga dengan PSSI. Sudah saatnya mereka tidak merecoki Marselino Ferdinan (dan pemain abroad lainnya) dengan program pelatnas jangka panjang. Mereka sudah berlatih dan bertanding di kompetisi yang kualitasnya lebih baik.

Karenanya, sekalipun tidak ikut pelatnas, para pemain "abroad" ini tetap bisa diandalkan saat bergabung jelang pertandingan. Bukannya pelatnas itu tidak penting, tapi kalau frekuensinya terlalu sering dan lama, ini jelas tak efektif.

Pemain harus kerja dua kali untuk adaptasi saat bergabung dengan pelatnas dan kembali ke klub. Di sisi lain, pelatnas jangka panjang bukan satu hal yang wajar, karena biasanya hanya berlangsung dalam jangka pendek. Kalau terlalu sering, itu bisa menimbulkan kesan kurang profesional.

Buat apa ada kompetisi, kalau masih ada pelatnas jangka panjang? Ada yang salah.

Kalau turnamen yang diikuti masuk kalender resmi FIFA, klub pasti akan melepas. Kalau tidak, ya memang begitulah etika profesionalnya.

Sikap profesional ini perlu mulai dibudayakan PSSI, bersama peningkatan kualitas kompetisi, supaya para pemain Indonesia, termasuk yang main di luar negeri tak terlambat perkembangannya, dan pemain Indonesia bisa bergabung ke klub luar negeri, bukan karena mampu menarik banyak followers di media sosial, tapi memang karena punya kemampuan memadai.

Selebihnya, mari kita lihat, sejauh mana Marselino Ferdinan berkembang di Belgia. Semoga, dia bukan pemain Indonesia terakhir yang bisa bermain di Eropa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun