Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Pele, The One and Only

30 Desember 2022   13:39 Diperbarui: 30 Desember 2022   13:42 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bicara soal legenda sepak bola, jika boleh menyebut satu nama paling familiar, maka nama itu adalah Pele, legenda besar sepak bola Brasil yang wafat pada Kamis (29/12) lalu dalam usia 82 tahun karena sakit.

Sepanjang hidupnya pria bernama lengkap Edson Arantes Do Nascimento ini memang lekat dengan si kulit bundar. Mulai dari menjadi pemain sampai menjadi salah satu ikon global sepak bola dan Duta PBB, jauh sebelum sosok ikonik seperti David Beckham menjalaninya selepas gantung sepatu.

Meski tak pernah menjadi pelatih, dia tetap dianggap sebagai salah satu talenta terbaik yang pernah ada. Paduan epik antara kecerdasan, kecepatan dan kekuatannya memang begitu spesial.

Dirinya jadi satu sosok kunci, yang mengubah nasib Timnas Brasil selamanya. Dari tim yang terpuruk usai mengalami tragedi Maracanazo di final Piala Dunia 1950 menjadi salah satu tim nasional tersukses di Piala Dunia.

Selain mencetak 1.281 gol (yang masuk Guiness World Record), dan masih menjadi satu-satunya peraih 3 trofi Piala Dunia (1958, 1962 dan 1970) namanya dianggap sebagai salah satu olahragawan terbesar sepanjang sejarah. Darinya jugalah, sepak bola bisa menjadi salah satu olahraga paling populer di dunia.

Sederhananya, Pele di sepak bola, kurang lebih sama dengan Muhammad Ali di olahraga tinju, Michael Jordan di lapangan basket, Valentino Rossi di arena MotoGP, Roger Federer di cabor tenis, atau Rudi Hartono di cabor bulutangkis.

Selain punya kemampuan olah bola istimewa, gaya hidupnya yang relatif lurus, juga menjadikannya sosok panutan yang dihormati dan diakui secara luas.

Sebagai contoh, tak lama setelah juara Piala Dunia 1970, nama tenarnya (Rei Pele) langsung diabadikan menjadi nama stadion di kota Maceio, Brasil. Selain Estadio Rei Pele, namanya juga sempat diusulkan sebagai nama baru untuk Stadion Maracana yang tersohor. Kisah hidupnya juga sudah beberapa kali difilmkan.

Di Brasil sendiri, legenda Santos FC ini punya julukan O Rei (Sang Raja) dan jadi "benchmark" pemain nomor punggung 10 di Tim Samba. Setelah eranya, ada Zico yang mendapat julukan "Pele Putih" serta Robinho dan Neymar yang pada awal kiprahnya disebut sebagai "Pele Baru", meski keduanya tak pernah bisa mendekati torehan sang legenda di Timnas Brasil.

Selain berkontribusi lewat sepak bola di negaranya, sosok yang lekat dengan nomor punggung 10 ini juga turut berkontribusi bagi olahraga di Brasil secara umum, saat menjadi Menteri Olahraga antara tahun 1995-1998.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun