Tak ada lagi duet palang pintu Dejan Lovren dan Josko Gvardiol yang tangguh, karena mereka malah dibuat kerepotan menghadapi kecepatan Julian Alvarez dan kehebatan Lionel Messi.
Livakovic? Dia memang tangguh, tapi tidak saat bertemu Argentina. Pelanggaran ceroboh pada Alvarez di kotak terlarang malah jadi satu momen kunci, yang membuat Argentina mampu memukul balik Kroasia.
Sepasang gol di sepertiga akhir babak pertama menjadi satu mimpi buruk, yang semakin sempurna dengan satu gol tambahan di babak kedua.
Di sini, strategi Scaloni yang "memaksa" Vatreni bermain di luar kebiasaan mereka sukses besar. Luka Modric dkk memang mampu membuat beberapa peluang. Mereka masih kreatif, Â tapi sudah kehilangan efektivitas.
Secara taktik, kekalahan Kroasia sendiri "dikonfirmasi" oleh pelatih Zlatko Dalic, saat mengganti Luka Modric, sang jenderal lapangan tengah, dengan Lovro Majer di sepuluh menit akhir waktu normal. Benar-benar jenius.
Kolaborasi bagus kedua Lionel ini menjadi satu fenomena menarik di Timnas Argentina, karena setelah sekian lama, akhirnya mereka punya pelatih yang secara kualitas taktik mampu mengimbangi kualitas pemain di lapangan.
Sinergi dua Lionel ini sudah terbukti sukses di Copa America dan Finalissima. Kini, mereka tinggal selangkah lagi menuju  trofi tertinggi dan bintang ketiga di Qatar.
Mampukah?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H