Maklum, selain aspek teknis dan prestasi, jejak panjang bintang PSG di sepak bola level atas akan jadi tantangan lain buat siapapun penerusnya.
Jarang ada pemain yang bisa terus bersinar di usia 35 tahun, dan Leo adalah salah satu contoh langka itu. Ini menjadi versi upgrade dari Maradona, yang selepas usia 30 tahun sudah jauh menurun, dan sempat tersangkut kasus doping. Andai Maradona relatif "lempeng", mungkin ia akan seawet Messi.Â
Sebelumnya, fenomena ini sudah hadir saat Prancis juara Piala Dunia 2018. Berkat performa kinclong Kylian Mbappe dan Paul Pogba, sepak bola Prancis jadi punya pembanding setara untuk sosok legenda seperti Zinedine Zidane dan Thierry Henry.
Tapi, situasinya sedikit rumit buat Argentina. Pilihannya, menang atau tidak sama sekali. Artinya, nyaris saja tidak cukup.Â
Selama trofi Piala Dunia belum direngkuh, selama itu juga nama Diego Armando Maradona masih akan jadi "benchmark" tunggal.
Maka, tidak berlebihan juga kalau menyebut trofi Piala Dunia sebagai obat buat Seleccion, untuk menyegarkan ingatan para pecinta sepak bola. Jarak menuju ke sana tinggal 2 pertandingan lagi, dengan lawan yang tak bisa dianggap remeh.
Selebihnya, tinggal bergantung pada seberapa besar usaha dan keberuntungan pasukan Lionel Scaloni di lapangan.
Akankah itu terwujud di Qatar?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI