Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Beda Nasib Dua Jagoan Amerika Selatan

10 Desember 2022   14:21 Diperbarui: 10 Desember 2022   14:25 341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam turnamen sekelas Piala Dunia, termasuk Piala Dunia 2022, tim-tim Amerika Selatan (khususnya Brasil dan Argentina) biasa muncul sebagai penantang tim-tim Eropa. Maklum, kawasan ini rutin menghasilkan pemain top, berkat budaya sepak bola yang kental dan didukung sistem pembinaan pemain berkualitas.

Sebenarnya, Amerika Selatan masih punya Uruguay yang pernah berjaya di Piala Dunia 1930 dan 1950, tapi grafik yang cenderung inkonsisten membuat La Celeste agak kalah pamor dengan dua tetangganya itu.

Tim lain yakni Ekuador sebenarnya punya potensi, tapi mereka masih belum lama berkembang dan belum punya pengalaman sebanyak trio raksasa klasik itu.

Dalam perjalanannya, Ekuador dan Uruguay sendiri akhirnya tersingkir di fase grup dengan alasan berbeda. Ekuador kalah dari Senegal di pertandingan terakhir, sementara Uruguay kalah produktivitas gol atas Korea Selatan.

Alhasil, tinggal Brasil dan Argentina yang tersisa. Tapi, kedua tim menampilkan warna berbeda, kalau tidak boleh dibilang cukup kontras.

Brasil yang dimotori Neymar menari-nari di lini pertahanan Korea Selatan. Hanya perlu satu babak untuk unggul 4-0, dengan babak kedua lebih banyak dijadikan sebagai kesempatan Tim Samba untuk mengatur nafas.

Permainan menyerang nan mengalir anak asuh Tite terlihat meyakinkan. Persis seperti selebrasi tarian yang mereka peragakan usai mencetak gol.

Sebaliknya, Argentina terlihat kurang meyakinkan. Meski Lionel Messi mampu menginspirasi tim, mereka dibuat senam jantung di menit-menit akhir karena kebobolan. Beruntung, kemenangan 2-1 atas Australia masih mampu diamankan.

Selain inspirasi sang kapten, penampilan asuh Lionel Scaloni terlihat biasa saja jika dibandingkan sang rival bebuyutan. Taktis,  pragmatis, dengan skor minimalis.

Tapi, gaya kontras itu justru menghadirkan hasil kontradiktif di babak perempat final. Pada Jumat (9/12) Brasil yang tampil dengan gaya menyerang kewalahan menghadapi determinasi para pemain Kroasia yang tampil bak gladiator.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun