Di babak perempat final, Luka Modric dkk akan berhadapan dengan Brasil, yang tanpa kesulitan menghantam Korea Selatan dengan skor 4-1, Selasa (6/12, dinihari WIB).
Dengan sepak bola menyerang khas mereka, Tim Samba benar-benar sukses memporak-porandakan asa Korea Selatan. Hanya dalam satu babak, harapan wakil Asia itu langsung hancur berantakan.
Gol Vinicius dan penalti Neymar di 15 menit awal pertandingan langsung membuat mental Son Heung Min dkk ambruk. Penampilan ciamik anak asuh Tite di babak pertama lalu disempurnakan dengan gol-gol Thiago Silva dan Lucas Paqueta.
Brasil menutup babak pertama dengan skor 4-0, dan itu memberi ruang untuk mereka mengatur nafas menuju pertandingan berikutnya. Park Seung Ho memang mampu mencetak gol di seperempat jam terakhir pertandingan, tapi itu hanya gol hiburan buat Tim Ksatria Taeguk, tidak lebih.
Dari segi kuantitas, hadirnya tiga wakil Asia di babak perdelapan final Piala Dunia 2022 memang satu hal yang bagus, untuk ukuran sepak bola Asia. Masalahnya, kuantitas itu belum benar-benar diimbangi dengan kualitas sepadan.
Soal potensi dan determinasi, keduanya memang sudah terlihat, tapi potensi itu agak tertutupi oleh euforia dan pemberitaan yang hadir secara berlebihan.
Terlepas dari kualitas lawan yang dihadapi, para pemain Australia, Korea Selatan, dan Jepang tampak masih belum sepenuhnya "move on" dari kesuksesan di fase grup.
Situasi inilah yang mampu dimanfaatkan Argentina, Kroasia, dan Brasil, untuk mengungguli trio wakil Asia. Dengan pengalaman dan kualitas mereka, tiket ke babak perempat final pun bisa diamankan.
Di sisi lain, kekalahan tiga wakil Asia ini juga menyisakan satu pertanyaan: kapan lagi ada tiga tim Asia di fase gugur Piala Dunia?
Jawabannya tentu saja bergantung dari bagaimana respon yang muncul setelah ini. Jika capaian ini dianggap sebagai satu sukses besar, maka jangan kaget kalau sepak bola Asia masih akan stagnan, dan harus menunggu Piala Dunia dihelat lagi di Asia, untuk melihat lagi momen ini hadir.
Jika ini dipandang sebagai satu titik untuk lebih berkembang, rasanya melaju jauh di Piala Dunia bukan lagi hanya jadi adegan di anime atau manga. Jadi, pilih yang mana, sepak bola Asia?