Di era digital, banyak hal yang bisa dilakukan lewat aplikasi, termasuk mencari uang. Ada yang memang terbukti menghasilkan, ada juga yang hanya tipu-tipu alias scam.
Dalam beberapa hari terakhir, saat sedang memulihkan diri dari renntetan masalah flu dan diare ringan, saya tergoda untuk bereksperimen mencoba aplikasi jenis ini.
Ternyata, apa yang saya temukan di sini cukup menarik.
Umumnya, mereka berbentuk aplikasi permainan (antara lain game biasa atau kuis), dan cukup banyak muncul di pop-up iklan internet. Hanya saja, kebanyakan masih berupa aplikasi "akses awal" alias masih dalam tahap pengembangan.
Jadi, kita tidak dapat gambaran utuh, soal apakah aplikasi ini benar-benar membayar atau tidak. Satu-satunya cara pembuktian yang valid adalah dengan mencobanya.
Kalau berdasarkan iklannya, mereka umumnya mengklaim sebagai aplikasi penghasil uang dan mengiming-imingi hadiah bernominal hingga jutaan rupiah. Semuanya bisa ditransfer langsung ke dompet digital kita.
Benarkah demikian?
Kalau konteksnya "membayar atau tidak", mereka memang langsung membayar, tapi hanya pada nominal puluhan sampai ratusan rupiah. Itupun hanya di awal. Kalau angkanya lebih besar, situasinya akan berbeda.
Pada nominal hadiah ribuan sampai belasan ribu rupiah, kecepatan pengirimannya akan jauh berbeda. Ada yang "delay" beberapa menit, beberapa jam, sampai hitungan hari.
Masih aman, tapi sudah lampu kuning.
Titik rawan mulai muncul pada angka ratusan ribu rupiah, karena jebakan demi jebakan mulai muncul. Begitu nominal hadiahnya memenuhi syarat penarikan, mendadak muncul syarat lain yang seperti berlapis-lapis.
Ada yang mewajibkan login rutin selama beberapa hari, menuntaskan berlevel-level permainan, menonton puluhan sampai ratusan iklan, sampai meminta "uang tebusan" untuk mempercepat pencairan hadiah. Itu yang dalam kondisi baik, belum termasuk yang aplikasinya tiba-tiba bermasalah di tengah jalan.
Jelas, ini hanya tipu-tipu, karena tidak ada yang bisa dihubungi. Pada "event" berhadiah yang digelar sponsor besar saja, mereka masih merespon pesan di media sosial dengan baik, dan menyampaikan informasi terkait pengiriman hadiah.
Tak peduli jumlah hadiah kita besar atau kecil, semua dilayani dengan baik. Tidak seperti aplikasi yang konon bisa memberi hadiah besar dalam sekejap.
Bentuk lain "jurus tipu-tipu" yang saya temui di sini juga hadir, dalam bentuk lebih halus. Dalam sebuah game puzzle yang saya mainkan, sebenarnya penarikan uang hingga angka ribuan rupiah relatif tidak bermasalah.
Tapi, ketika hadiah yang ingin coba dicairkan bernilai 200 rupiah, mulai muncul jebakan, berupa mengumpulkan koin dalam jumlah cukup banyak.
Ketika syarat itu terpenuhi, penarikan memang bisa dilakukan dengan sekali klik. Masalahnya, pihak aplikasi langsung memasang jebakan lain berupa "peninjauan antara 3-7 hari kerja" dengan dalih "nilai hadiahnya terlalu besar".
Untuk membuktikannya, saya lalu mencoba dan bisa menarik "hadiah" itu sampai 2 kali. Ternyata, hingga batas waktu yang disebutkan, hadiah itu ternyata hanya cuap-cuap dalam iklan.
Kalau dilihat lagi, game semacam ini memang sudah banyak muncul, tapi ada satu hal unik yang muncul. Dimana, kebanyakan iklan yang muncul justru terkesan saling membongkar kekurangan satu sama lain.
Padahal, kalau dirunut, kekurangannya sama saja: banyak iklan, banyak syarat tak masuk akal, dan ujungnya bohongÂ
Kalau tujuannya untuk mengumpulkan uang receh seperti menabung di celengan, mungkin main game seperti ini tidak masalah. Sekali dapat, langsung hapus aplikasi. Beres.
Tapi, kalau tujuannya untuk mengumpulkan banyak uang, lebih baik ikut kuis atau game yang sponsor atau penyelenggaranya terpercaya. Minimal, setelah lomba atau event selesai, kita bisa langsung tahu hasilnya, tidak ada tipu-tipu.
Sebenarnya, ulasan soal produk tipu-tipu ini sudah mulai muncul di sejumlah platform, tapi karena jumlahnya belum terlalu banyak, dan mungkin belum ada kerugian skala besar, kesadaran soal bahaya laten game tipu-tipu ini belum cukup kuat.
Tapi, selagi masih belum meledak, pemerintah dan pihak-pihak terkait perlu menertibkan aplikasi semacam ini sebagai langkah pencegahan, sekaligus menyelamatkan masyarakat dari pembodohan.
Dari kita sendiri sebagai masyarakat, kita bisa ikut melakukan pencegahan, dengan memberi aplikasi tipu-tipu itu review "bintang satu", supaya kesadaran kolektif bisa terbangun, tanpa harus menunggu ada kerugian besar. Â Karena, mencegah lebih baik daripada mengobati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H