Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Timnas Uruguay, di Antara Dua Generasi

17 November 2022   23:59 Diperbarui: 18 November 2022   00:24 719
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Piala Dunia 2022 menghadirkan beragam tim dengan keunikan masing-masing. Salah satu tim yang terbilang unik adalah Uruguay, karena memadukan generasi senior dan generasi lebih muda.

Perpaduan ini terlihat dari kehadiran pemain-pemain macam Luis Suarez, Edinson Cavani, dan Diego Godin, yang rata-rata berusia 30-an tahun. Mereka sudah hadir sejak Piala Dunia 2010, dan akan tutup buku di Qatar.

Tentu saja, pertanyaan soal siapa bintang penerus mereka pasti muncul. Tapi, jawabannya justru hadir di Qatar. Penyebabnya, di balik nama-nama senior ini, terselip nama muda seperti Ronald Araujo, Federico Valverde dan Darwin Nunez, yang rata-rata berusia 23-24 tahun.

Mereka menghuni pos lini belakang, tengah dan depan dengan profil menarik. Ronald Araujo adalah palang pintu Barcelona, Valverde sedang bersinar di Real Madrid, sementara Nunez sedang mulai klik di Liverpool.

Dengan energi yang lebih segar generasi muda Uruguay ini akan jadi paduan menarik dengan pengalaman para seniornya. Di sisi lain, Piala Dunia 2022 bisa menjadi penanda masa transisi La Celeste.

Sebelumnya, perpaduan ini sempat muncul di Piala Dunia 2010, kala Luis Suarez dkk masih berusia 23-24 tahun. Di Afrika Selatan, mereka berpadu apik dengan nama senior seperti Diego Lugano dan Diego Forlan yang sudah berusia 30-an tahun.

Belajar dari pengalaman ini, wajar jika Los Charruas banyak disebut sebagai salah satu tim kuda hitam di Qatar. Bedanya, kali ini mereka dilatih Diego Alonso, yang menggantikan posisi Oscar Tabarez.

Terlepas dari pengalaman minim jika dibanding pendahulunya yang memang sudah senior, Alonso jelas punya tantangan untuk menghadirkan pembaruan di tim. Sesuatu yang jelas cukup rumit, karena para pemain senior ini sudah belasan tahun menjadi pilar Timnas Uruguay.

Tapi,  dengan berjalannya sistem pembinaan pemain, kabar rencana pensiun para senior justru mampu dijadikan momentum untuk para pemain muda. Fenomena ini sudah cukup sering "menyelamatkan" Uruguay dari masalah regenerasi pemain muda.

Dari era Enzo Francescoli sampai Federico Valverde, Si Biru Langit selalu punya pemain berkualitas. Inilah hasil dari sistem pembinaan pemain muda yang baik.

Mungkin, Uruguay akan tampak agak meragukan, karena pemain seniornya yang bermain rata-rata sudah tidak di level tertinggi, sementara itu, para pemain muda umumnya baru akan menjalani debut di Piala Dunia.

Melihat situasinya, andai wakil Amerika Selatan ini mampu membuat kejutan dan tampil luar biasa, agaknya kita akan berkesempatan nostalgia sejenak dengan Piala Dunia 2010. Momen kala Uruguay lolos ke semifinal untuk pertama kalinya sejak 1970.

Jika ternyata Luis Suarez dkk tampil tidak maksimal dan tumbang di awal, itu masih wajar. Maklum, mereka adalah tim yang secara usia akan lebih siap, dan baru matang sempurna di Piala Dunia berikutnya.

Akankah Uruguay kembali membuat kejutan?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun