Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Kilas Balik: Piala Dunia 2010 yang "Memorable"

11 November 2022   16:44 Diperbarui: 11 November 2022   16:47 562
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Logo Piala Dunia 2010 (DW.com)

Sejak pertama kali menonton Piala Dunia di edisi 2002, ada 5 Piala Dunia yang sejauh ini sudah saya nikmati. Tapi, kalau boleh memilih satu yang paling memorable, maka saya akan memilih Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan.

Pada turnamen Piala Dunia pertama di Afrika ini, ada banyak paket aksi yang hadir, bersama hal-hal unik di sekitarnya.

Mulai dari keberadaan seorang Diego Maradona di pos pelatih Argentina, prediksi jitu Paul Si Gurita, suksesnya tiki-taka Spanyol, hadirnya Belanda dan Brasil versi pragmatis, Ghana yang mengejutkan, dan bangunnya Uruguay dari tidur panjang.

Satu hal lagi dari turnamen ini, yang hingga kini masih belum ada duanya adalah, kehadiran Korea Utara dan Korea Selatan di satu edisi Piala Dunia.

Benar, di Piala Dunia 2010, dua negara Korea itu lolos sebagai wakil Asia. Berbeda dengan Korea Selatan yang sudah rutin tampil sejak Piala Dunia 1986, Piala Dunia 2010 adalah penampilan kedua Korea Utara sejak menjadi perempatfinalis di tahun 1966.

Di Afrika Selatan, nasib keduanya cukup berbeda. Korea Selatan yang dibintangi Park Ji-Sung mampu melaju ke babak perdelapan final. Langkah mereka di babak ini terhenti di tangan Uruguay lewat dwigol Luis Suarez. 

Sementara itu, Korea Utara yang sempat memberi perlawanan ketat saat kalah 2-1 dari Brasil, justru lunglai di partai berikutnya.

Secara mengenaskan, Jong Tae Se dkk digasak Portugal 0-7 dan menutup perjalanan dengan kalah 0-3 dari Pantai Gading. Akibat prestasi jeblok ini, sempat muncul rumor kalau tim ini menjalani "hukuman" dari pemerintah.

Piala Dunia 2010 juga diwarnai hadirnya generasi pemain bintang yang kloter akhirnya akan tutup buku di Piala Dunia 2022, seperti Lionel Messi, Manuel Neuer, Luis Suarez dan Edinson Cavani. Ada juga Thomas Mueller dan Cristiano Ronaldo, yang kemungkinan akan menjadikan turnamen di Qatar sebagai Piala Dunia terakhir mereka.

Di luar warna-warni seputar tim dan pemain, Piala Dunia 2010 juga menjadi satu tonggak hadirnya teknologi garis gawang dan penyempurnaan VAR. Dua momen yang menandai ini hadir pada gol hantu Frank Lampard ke gawang Jerman di babak perdelapan final, dan aksi "handsball" Luis Suarez saat Uruguay bertemu Ghana di perempat final.

Warna unik lain, yang hingga kini masih lekat dengan Piala Dunia 2010 adalah vuvuzela (trompet tradisional Afrika Selatan) dan lagu soundtrack "Waka-Waka" yang dibawakan Shakira, penyanyi asal Kolombia. 


Vuvuzela, yang suaranya sangat keras, menjadi "backsound" khas Piala Dunia 2010. Belakangan, alat musik ini dilarang masuk ke stadion oleh FIFA sejak tahun 2014, karena berpotensi mengakibatkan gangguan pendengaran.

Meski sudah dilarang, memori soal kehadiran vuvuzela di lapangan hijau masih bisa kita temui di beragam platform media sosial. Ada banyak video, termasuk video pertandingan, yang menghadirkan suasana unik tersebut.

Dengan dilarangnya vuvuzela, lagu "Waka-Waka" praktis menjadi warisan dari Piala Dunia 2010. Suara khas Shakira dan ritme khasnya membuat lagu ini menjadi salah satu lagu "soundtrack" Piala Dunia terbaik yang cukup "memorable".

Terlepas dari berbagai kritik dan drama yang mengiringinya, Piala Dunia 2010 sukses menghadirkan satu perpaduan unik antara olahraga, musik, teknologi, dan budaya. Inilah Piala Dunia pertama pada masa dimana media sosial memasyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun