Untuk dua wakil Asia Timur, yakni Korea Selatan dan Jepang, posisi mereka sama-sama sulit, karena berada di grup berat.
Jepang, yang kali ini diisi sejumlah pemain rantau Eropa macam Takumi Minamino (AS Monaco), Takehiro Tomiyasu (Arsenal), Junya Ito (Reims) dan Takefusa Kubo (Real Sociedad) bersiap menghadapi Spanyol, Jerman dan Kosta Rika.
Dengan lawan lawan sekuat itu, tidak sulit untuk menyebut Tim Samurai Biru berada dalam posisi sulit. Tapi, jika mampu mengejutkan Jerman, seperti yang dilakukan Korea Selatan di Piala Dunia 2018, rasanya mereka bisa menciptakan satu kejutan menarik di Qatar.
Situasi kurang lebih mirip juga dialami Korea Selatan di Grup H. Tergabung dengan Uruguay, Ghana dan Portugal, tim Ksatria Taeguk jelas kurang diunggulkan.
Tapi, dengan fitnya kondisi Son Heung Min (Tottenham Hotspur), moncernya Kim Min Jae bersama Napoli, dan pengalaman berada di grup sulit pada Piala Dunia 2018, Korea Selatan bisa kembali mengejutkan.
Kebetulan, mereka kini dilatih Paulo Bento (Portugal) yang sempat melatih Timnas Portugal antara tahun 2010-2014. Dengan pengalamannya, eks pelatih Sporting Lisbon ini bisa saja menghadirkan kejutan.
Satu tim lain, yakni Australia, bisa dibilang berada di situasi paling "tricky". Tergabung di Grup D bersama juara bertahan Prancis, Denmark (semifinalis Euro 2020) dan Tunisia, mereka jelas bukan unggulan teratas.
Apalagi, di Piala Dunia 2022, The Socceroos hanya diperkuat Matthew Ryan (FC Copenhagen) dan Aaron Mooy (Glasgow Celtic) yang relatif kenyang pengalaman bermain di liga top Eropa. Tapi, siklus
"kutukan" juara bertahan dan isu disharmoni di Timnas Prancis bisa jadi celah untuk dimanfaatkan.
Meski peluangnya sangat kecil sekalipun, bukan berarti itu tidak mungkin, karena sepak bola kadang menghadirkan kejutan tak terduga. Begitu juga dengan wakil-wakil Asia di Qatar.
Jika mereka mampu memanfaatkan situasi dan celah yang ada untuk menciptakan kejutan, lolos dari fase grup bisa saja dilakukan Qatar, Korea Selatan, Jepang atau Iran.
Tidak perlu semencolok Korea Selatan di Piala Dunia 2002 dulu. Cukup apa adanya, seluruh dunia pasti akan respek dengan aksi wakil Benua Kuning, sejauh apapun mereka melangkah.