Mereka tak segan memuji saat semua baik-baik saja dan mengkritik keras saat ada kekurangan. Keduanya tak bisa dipilih salah satu saja oleh pihak penyedia, dan bisa datang kapan saja.
Praktis, satu-satunya yang bisa dilakukan adalah menangani keduanya dengan sama baik. Jika tidak, siap-siap dapat image jelek dan ditinggalkan.
Jika dibandingkan dengan situasi di masa lalu, fenomena ini mungkin terlihat seperti sebuah kemunduran buat televisi, karena mereka tidak lagi pegang kendali.
Tapi, jika bisa dimanfaatkan dengan bijaksana, perubahan ini justru jadi awal kemajuan, karena semua pihak saling membangun dan ikut andil dalam meningkatkan kualitas tayangan untuk publik.
Di era digital ini, peningkatan kualitas tayangan memang sudah jadi satu kewajiban. Selain karena menjadi hak untuk dinikmati masyarakat, tayangan berkualitas juga ikut membentuk perilaku masyarakat secara konstruktif.
Maka, sudah seharusnya pihak pengelola televisi dan platform streaming digital berlomba-lomba menghadirkan tayangan dan layanan berkualitas, karena untuk itulah digitalisasi TV di Indonesia seharusnya hadir.
Jika tidak, digitalisasi TV hanya sebuah pemborosan sia-sia, karena harga TV digital nya elit tapi kualitas sulit.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H