Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Lunturnya Aura Wakil Spanyol di Liga Champions Musim 2022-2023

27 Oktober 2022   15:04 Diperbarui: 27 Oktober 2022   15:15 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bicara soal kiprah wakil La Liga Spanyol di Liga Champions, rekam jejak mereka memang cukup akrab dengan tren naik-turun. Tapi, sejak 15 tahun terakhir, mereka seperti punya aura tersendiri di sini.

Maklum, dalam kurun waktu itu, wakil-wakil dari negeri Matador kerap melaju jauh, dengan trio Real Madrid-Barcelona-Atletico Madrid sebagai gacoan utama. Itu belum termasuk tim kejutan macam Villareal, yang musim 2021-2022 lalu melaju ke semifinal.

Dalam kurun waktu itu, Real Madrid 5 kali juara, Barcelona 3 kali menjadi juara, dan Atletico Madrid 2 kali menjadi finalis. Bukan cuma itu, Derby kota Madrid bahkan dua kali tersaji di final, dengan Real Madrid 2 kali mengungguli Atletico Madrid.

Dengan catatan hebat itu, wajar kalau La Liga Spanyol awet di posisi empat besar koefisien UEFA. Dengan kata lain, La Liga Spanyol termasuk salah satu dari empat liga terbaik Eropa.

Sayang, aura itu tampak luntur musim ini. Penurunannya bahkan terlihat cukup drastis. Tak tanggung-tanggung, dari 4 wakil Spanyol yang tampil di fase grup, hanya juara bertahan Real Madrid yang lolos ke fase gugur.

Di grup grup lain, situasi klub Spanyol benar-benar suram. Barcelona kalah bersaing dengan Inter Milan dan jadi bulan-bulanan Bayern Munich, Atletico Madrid dilangkahi FC Porto dan tim kejutan Club Brugge, sementara Sevilla harus mengakui keunggulan Manchester City dan Borussia Dortmund.

Jika itu terjadi di matchday terakhir, tentu ada sedikit alasan untuk menghadirkan narasi "tersingkir dengan kepala tegak", karena mereka memang berjuang sampai akhir. Masalahnya, ketiga tim ini sama-sama tersingkir saat masih menyisakan 1 pertandingan, dengan cara yang sama-sama menyesakkan.

Atletico Madrid tersingkir setelah bermain imbang 2-2 saat menjamu Bayer Leverkusen, selagi FC Porto menang 4-0 di markas Club Brugge. Hasil ini terasa menyakitkan, karena anak asuh Diego Simeone bisa saja menang, andai penalti menit akhir Yannick Carrasco tidak gagal.

Di Catalan, Barcelona tampak lunglai saat dihajar 0-3 oleh Bayern Munich. Kemenangan 4-0 Inter Milan atas Viktoria Plzen membuat Blaugrana sudah pasti masuk kotak, bahkan tanpa harus menendang bola.

Beralih ke wilayah Andalusia, Sevilla yang menang 3-0 atas FC Kopenhagen harus menelan pil pahit, setelah di pertandingan lainnya Borussia Dortmund dan Manchester City bermain imbang tanpa gol.

Secara poin, sebenarnya Los Palanganas masih bisa menyamai catatan 8 poin milik Dortmund. Tapi, peluang lolos mereka praktis tertutup karena kalah selisih gol dan head to head.

Catatan ini tentu saja menjadi satu rapor merah buat La Liga, yang masih tampak limbung akibat imbas pandemi. Untuk urusan ini, kebanyakan pecinta sepak bola akan menyebut Barcelona sebagai tim pesakitan.

Tapi, apa yang ditampilkan tim-tim Spanyol di Liga Champions musim ini justru menunjukkan, masalah keuangan yang dialami Barca juga dialami tim-tim lain.

Dengan kondisi keuangan yang seret, mereka tampak kesulitan membangun tim seperti biasa. Ada juga yang harus berjibaku mengatur anggaran klub, supaya tidak melanggar Financial Fair Play.
Akibatnya kekuatan tim jadi tidak optimal.

Situasi demikian tidak terjadi di Real Madrid, yang secara finansial memang sejak lama sudah stabil dan punya kinerja finansial oke. Makanya, Los Blancos masih bisa "menggendong" nama Liga Spanyol di Liga Champions.

Dengan kualitas tim saat ini, El Real memang salah satu tim terkuat di Eropa. Masalahnya, jika kali ini mereka tersingkir di Liga Champions, ini bakal jadi satu titik nadir.

Praktis, Liga Europa menjadi satu kesempatan lain yang bisa dimanfaatkan, untuk menjaga reputasi La Liga di Eropa musim ini. Maklum, selain Barca, Atleti dan Sevilla, ada Real Betis dan Real Sociedad yang juga bertarung di Liga Malam Jumat, dengan Sevilla dan Atletico sama-sama punya pengalaman juara.

Jika situasi tidak membaik, bahkan terus memburuk, rasanya La Liga Spanyol hanya bisa berharap pada El Clasico sebagai dagangan global utama.

Meski begitu, gap level aktual Madrid yang dan Barca saat ini hanya akan membuat kompetisi terasa sedikit membosankan. Kurang lebih seperti PSG di Prancis atau Bayern Munich di Jerman, karena tim selain Real Madrid masih belum sehat secara finansial.

Akankah situasi muram ini segera berakhir?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun