Apa boleh buat, di tahun-tahun akhir masa kuliah, saya dipaksa harus memilih, untuk lebih fokus ke aktivitas berpikir yang butuh energi dan konsentrasi lebih. Waktu itu, pilihan ini jadi semakin mendesak untuk dipilih, karena saya sempat diopname beberpa hari, akibat menderita demam berdarah.
Hasilnya, grafik nilai saya jauh membaik, skripsi pun tuntas. Dalam perjalanannya, saya juga dipertemukan dengan menulis, yang belakangan jadi satu mata pencaharian.
Belakangan, keputusan ini jadi semakin relevan, karena lalulintas di kota tempat tinggal saya semakin padat, sehingga tidak cukup kondusif untuk jalan kaki.
Mungkin, cerita saya soal olahraga jalan kaki tidak cukup menyenangkan, tapi di balik bagian "tidak enak"-nya, tetap ada sisi positif yang tak lelah mengingatkan: setiap orang punya porsi masing-masing untuk dijalani, bukan untuk dibandingkan.
Kalau kata lagu yang sedang viral, "Ojo Dibandingke".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H