Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Pahit-Manis Jalan Kaki

16 Oktober 2022   22:28 Diperbarui: 16 Oktober 2022   22:38 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi jalan kaki (Kompas.com)

Dengan berjalan kaki, kita kadang diajak melihat, seperti apa kemampuan fisik dan mental kita. Di sisi lain, lewat olahraga sederhana ini, kita juga diajak untuk melihat, apakah diri kita bisa sama bagusnya dalam aktivitas fisik dan berpikir, atau harus memilih salah satu.

Kebetulan, situasi ini pernah saya hadapi di masa sekolah dan kuliah dulu. Satu masa dimana saya banyak berjalan kaki dan naik angkot, ditambah belajar dalam intensitas tinggi.

Soal jalan kaki, olahraga ini sudah cukup familiar bagi saya sejak kecil, karena "dikenalkan" oleh mendiang Opa. Waktu itu, saya cukup menikmati, karena dilakukan dengan santai, sambil sesekali mengobrol.

Saking santainya, saya sampai "dilarang" untuk berjalan terburu-buru, karena kondisi kelainan bawaan yang saya punya memang tidak memungkinkan. Kalau misalnya terantuk dan jatuh, selalu ada sedikit waktu untuk mengatur nafas, sebelum kembali melangkah.

Meski dianggap tidak biasa, aktivitas ini jadi sarana yang membantu saya, untuk berani bepergian sendiri di masa depan.

Kesan saya pada aktivitas jalan kaki selalu positif, karena ini terbukti jadi satu faktor kunci kesehatan Opa selama hidupnya. Opa, yang berpulang dalam usia 88 tahun pada tahun 2014, memang relatif bebas dari penyakit kronis.

Tapi, pada satu titik, saya akhirnya dipaksa untuk mengakui, kondisi fisik saya tidak memungkinkan untuk melakukan aktivitas fisik dan berpikir dengan sama baiknya.

Secara fisik, saya tergolong sering kelelahan dan cedera, terutama di bagian kaki, mulai dari lecet, kuku lepas, sampai bengkak atau keseleo. Walaupun secara tenaga tak ada masalah, tubuh dan pikiran tak pernah bohong.

Setelah cukup lama, ada trauma cedera yang cukup mengganggu, karena menghadirkan rasa takut, setiap kali bertemu medan jalan yang sedikit sulit.

Kalau memang tak bisa diakses dan ada pilihan lain, itu bukan masalah. Tapi, kalau tak ada pilihan lain, terpaksa harus nekat.

Ditambah lagi, saat ada tugas sekolah atau kuliah yang butuh energi ekstra, saya justru keteteran, karena tenaga sudah terkuras duluan di jalan. Hasilnya jelas, tidak maksimal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun