Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Erling Haaland, Terlalu "OP" Buat Liga Inggris?

9 Oktober 2022   20:10 Diperbarui: 9 Oktober 2022   20:19 776
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sinergi Haaland dan City mampu menyempurnakan kedua belah pihak. City menemukan sosok ujung tombak ideal sepeninggal Sergio Aguero, sementara Haaland menemukan klub yang ideal untuknya, karena selain punya materi pemain kelas satu, tim ini juga dilatih Pep Guardiola, salah satu pelatih terbaik era kekinian, dengan ambisi yang sangat besar.

Hasilnya, Si Biru Langit yang belakangan sudah dominan di liga, kini makin sulit dibendung. Dulu, tim asuhan Pep Guardiola ini masih bisa dibendung jika lini tengahnya dibuat buntu, tapi kini tidak lagi, karena mereka punya Haaland.

Jika tim lawan terlalu fokus menjaga pemain berusia 22 tahun itu, lini tengah City akan merajalela, tapi jika lini tengah yang dijaga, sang bomber akan leluasa bergerak bebas. Kebetulan, situasi ini terjadi saat Manchester City menghantam Southampton 4-0, Sabtu (8/10) lalu.

Dalam pertandingan itu Kevin De Bruyne dkk mampu memanfaatkan fokus para pemain Soton pada Haaland, dan mampu mencetak tiga gol lewat aksi Riyad Mahrez, Phil Foden dan Joao Cancelo.

Sadar strategi mereka kurang efektif, para pemain The Saints lalu coba meredam kreativitas lini tengah. Sialnya, strategi ini membuat Haaland lepas dan mampu mencetak gol.

Berangkat dari situasi ini, kita bisa melihat, sebuah perpaduan mengerikan dari tim kuat punya sistem paten, dan relatif jarang diganggu masalah cedera, dengan seorang pencetak gol ulung. Kurang lebih seperti Barcelona era Pep Guardiola dulu, yang punya seorang Lionel Messi.

Ketika itu, mereka sulit dibendung, tapi masih bisa dikalahkan, oleh tim yang bermain secara kolektif. Dalam artian, mereka mengacaukan rencana taktik tim, sekaligus membatasi kesempatan Messi menyentuh bola.

Pada awalnya,  strategi ini sukses diterapkan Jose Mourinho di Inter Milan dan Real Madrid, sebelum akhirnya ditiru juga oleh tim lain.

Maka, bukan kejutan kalau suatu saat nanti, tim lawan akan kompak meniru, jika ada tim pertama yang mampu meredam keganasan City dan Haaland.

Boleh dibilang, performa ganas City dan Haaland yang tampak "OP" buat Liga Inggris sejauh ini hadir, karena strategi Pep Guardiola belum ditemukan antitesisnya.

Jika itu muncul, disitulah Manchester City akan menemukan tantangan tersulitnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun