Tapi, kelemahan ini mampu diperbaiki di babak kedua. Hasilnya, hanya satu gol yang hadir di babak kedua lewat Dimas Drajad di menit ke 56. Tendangan sang striker sukses mengecoh kiper lawan, setelah menerima umpan Pratama Arhan.
Timnas Indonesia unggul 3-2 di GBLA, dan skor ini bertahan sampai wasit meniup peluit panjang. Sebuah kemenangan yang layak, karena tim asuhan Shin Tae-yong menunjukkan peningkatan kualitas teknis dan mental yang baik.
Terlepas dari kekurangan yang ada, kemenangan ini juga berpeluang menaikkan peringkat FIFA Indonesia. Maklum, sebelum pertandingan, Timnas Indonesia berada di peringkat 155 dunia, sementara Curacao berada di peringkat 84.
Tapi, disamping hasil positif, sedikit sorotan negatif juga ikut hadir, lewat sisi narsis Iwan Bule dan Zainudin Amali. Wajah keduanya tampil di papan iklan saat pertandingan berlangsung.
olahraga nasional, sisi narsis yang dihadirkan Ketum PSSI dan Menpora ini jelas mengkhawatirkan.
Di satu sisi, ini bisa dilihat sebagai satu wujud dukungan. Masalahnya, berhubung politisasi masih membudaya di duniaMereka terkesan "berpuas diri" dengan perkembangan yang sudah ada, dan melebihkan peran sendiri. Tentu saja ini kurang pas, karena meski terus berkembang, Timnas Indonesia masih bisa lebih baik lagi, baik dari segi peringkat FIFA ataupun kualitas.
Jika rasa puas diri hadir, ini bisa jadi kontraproduktif, karena bisa menghambat potensi Timnas Indonesia untuk berkembang. Pastinya akan sangat disayangkan kalau sisi negatif ini hadir, saat tim sebenarnya belum meraih apapun, dan masih harus meningkatkan banyak aspek.
Semoga, kebiasaan negatif ini tidak dilanjutkan, karena publik sepak bola nasional lebih mengharapkan Timnas Indonesia bisa jadi tim yang bisa dibanggakan seluruh negeri, ketimbang figur pembesar yang masih haus pengakuan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H