Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Saat Pemain Papua "Go Nasional" di Liga 1 2022/2023

21 September 2022   18:02 Diperbarui: 22 September 2022   13:30 1380
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bicara soal sepak bola nasional, satu hal yang sudah lama cukup lekat dengannya keberadaan pemain-pemain asal Papua. Fisikalitas dan keterampilan individu mereka yang unik telah menjadi satu warna unik tersendiri.

Secara tim, klub-klub dari Bumi Cenderawasih ini juga hadir di kasta tertinggi. Mulai dari yang hanya numpang lewat sampai jadi pesaing juara.

Selain Persipura Jayapura yang meraih 4 gelar juara dan pernah melangkah jauh di Piala AFC, sempat hadir juga Persiwa Wamena yang terkenal jago kandang, Persidafon Dafonsoro, Persiram Raja Ampat, dan Perseman Manokwari.

Soal talenta individu, pemain asal Papua juga rutin hadir di sepak bola nasional, termasuk Timnas Indonesia. Mulai dari Adolf Kabo di era 1980-an sampai Ricky Kambuaya di era terkini, hampir selalu ada talenta dari ujung timur Nusantara yang hadir.

Pengakuan soal reputasi hebat Papua bahkan diwujudkan pemerintah, saat Presiden Jokowi meresmikan akademi sepak bola baru-baru ini.

Hanya saja, sedikit pemandangan berbeda hadir di Liga 1 musim 2022-2023. Terdegradasinya Persipura Jayapura ke Liga 2 membuat Papua tak punya klub representasi, setidaknya sampai akhir musim.

Tapi, terdegradasinya Tim Mutiara Hitam justru menghadirkan satu fenomena unik, yakni kehadiran pemain asal Papua di sejumlah klub Liga 1.

Selain nama-nama "Papua Rantau" yang sudah lebih dulu eksis di perantauan, seperti Ruben Sanadi (Bhayangkara FC), Andri Ibo (Persis Solo), Terens Puhiri (Borneo FC), dan Titus Bonai (PSIS Semarang), muncul juga nama-nama lain di Liga 1. Bahkan, ada klub yang merekrut beberapa pemain asal Papua dalam satu tim.

Satu yang paling kelihatan adalah "gerbong Persipura" di Persita Tangerang. Disebut demikian, karena mereka punya lima eks pemain Persipura di tim, yakni Elisa Basna, Israel Wamiau, Yohanes Kandaimu, Nelson Alom, dan Dominggus Fakdawer.

Bukan cuma pemain, pelatih Pendekar Cisadane juga merupakan eks pelatih Persipura Jayapura musim lalu, yakni Angel Alfredo Vera. Aroma Persipura juga semakin terasa, karena ada juga Ramiro Fergonzi, pemain asal Argentina yang musim lalu bermain di Tim Mutiara Hitam.

"Koneksi Persipura" ini menjadi satu tambahan kekuatan yang sejauh ini mampu membawa Persita tampil oke di awal musim 2022-2023.

Beralih ke ibu kota, Persija Jakarta punya tiga pemain asal Papua, yakni Osvaldo Haay dan Ricky Cawor. Hanya saja, mereka masih belum banyak mendapat kesempatan bermain. Ricky Cawor masih belum menjadi pemain langganan starter, sementara Osvaldo Haay masih absen akibat cedera kaki.

Satu nama lagi, yakni Barnabas Sobor dipinjamkan ke PSPS Riau untuk menambah jam terbang. Pemain berposisi bek ini sempat tampil juga bersama Timnas U-20 di Kualifikasi Piala Asia U-20 2023.

Tim lain yang punya dua atau lebih pemain asal Papua dalam timnya antara lain Persib Bandung, RANS Nusantara FC, Barito Putera, Persik Kediri, PSS Sleman, dan Dewa United.

Persib diperkuat Ricky Kambuaya dan David Rumakiek, RANS punya Arthur Bonai dan David Laly, sementara Barito punya Frank Sokoy dan Donny Monim. Rata-rata dari mereka sudah punya pengalaman bermain di kasta tertinggi. Ricky Kambuaya bahkan juga menjadi pemain reguler di Timnas Indonesia.

Sementara itu, komposisi unik dihadirkan oleh Dewa United, Persik Kediri, dan PSS Sleman.

Dewa United kedatangan dua pemain muda, yakni Theo Numberi (21) dan Randy May (22) yang sama-sama masih belum banyak pengalaman bertanding di Liga 1. Sebaliknya, Persik Kediri kedatangan Fandry Imbiri (31) dan Feri Pahabol (30) yang relatif sudah kenyang pengalaman.

Todd Ferre, Boaz Solossa dan Marckho Sandy Merauje (Sumber gambar: Metromerauke.co)
Todd Ferre, Boaz Solossa dan Marckho Sandy Merauje (Sumber gambar: Metromerauke.co)

Satu perpaduan unik muncul di PSS Sleman, yang mendatangkan Marckho Sandy Merauje, Boaz Solossa, dan Todd Ferre. Disebut demikian, karena dua nama pertama adalah pemain berpengalaman, sementara nama terakhir adalah pemain muda yang coba membangun ulang kiprahnya, usai menjalani skorsing cukup panjang.

Tim lain yang menggunakan dua pemain asal Papua adalah PSM Makassar. Berbeda dengan di tim lain, tim Juku Eja diperkuat pemain kembar, yakni Yance dan Yakob Sayuri. Keduanya sama-sama bersinar musim ini, dan jadi pemain kunci di sektor sayap.

Tak ketinggalan, Persebaya Surabaya, yang sejak lama dikenal sebagai salah satu klub "langganan" pemain asal Papua, juga merekrut Michael Rumere, yang menjalani musim pertamanya di kasta tertinggi.

Fenomena unik yang dihadirkan para "Papua Rantau" ini seolah menjadi "kompensasi" atas ketiadaan klub Papua di kasta tertinggi. Fenomena ini menunjukkan, selain punya kemampuan teknis oke, mereka juga punya mental cukup tangguh, karena berani bermain di luar daerah asal.

Jika mampu bersinar, seharusnya jumlah pemain asal Papua yang masuk ke Timnas Indonesia bisa bertambah, karena kelebihan teknis dan mentalnya sudah terbukti di lapangan. Kebetulan, Timnas Indonesia era Shin Tae-yong juga menuntut pemain untuk punya mental tangguh.

Di sisi lain, ini akan jadi tantangan menarik buat klub lokal asal Papua, khususnya Persipura Jayapura, untuk segera kembali ke kasta tertinggi dan mengoptimalkan potensi yang sudah ada, termasuk kualitas manajemen klub.

Selain untuk mengembalikan prestise sebagai salah satu daerah produsen terbaik pemain berbakat di Indonesia, kembali ke kasta tertinggi juga menjadi faktor kunci, untuk memastikan pemain muda potensial tetap bertahan di tim.

Jika klub mampu segera promosi, bahkan kembali bersaing di papan atas, bukan kejutan kalau pemain asal Papua yang muncul di level nasional akan semakin banyak. Jika tidak, bukan kejutan juga kalau lama kelamaan Papua akan seperti Tulehu di sepak bola nasional: rajin mencetak pemain hebat, tapi tidak punya wakil di kasta tertinggi.

Mampukah?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun