Progresif dan layak diapresiasi. Begitulah pendapat saya, soal performa Timnas U-20 Indonesia saat menekuk Vietnam dengan skor ketat 3-2, Minggu (18/9).
Disebut progresif, selain karena mampu lolos ke Piala Asia U-20 2023, Garuda Muda menampilkan kemajuan performa yang jauh lebih baik dari dua pertandingan sebelumnya.
Ada strategi pressing dengan tempo yang teratur, lengkap dengan kombinasi umpan pendek dan panjang yang lebih mengalir dibanding sebelumnya.Hasilnya, masalah kram di seperempat jam terakhir pertandingan tidak lagi muncul saat melawan Vietnam.
Soal strategi, Garuda Nusantara juga menampilkan kemajuan, karena pergantian pemain yang dilakukan di babak kedua lumayan jitu. Marselino Ferdinan dan Rabbani mencetak gol, sementara Nico Alfriyanto membuat assist.
Di babak pertama, permainan sebenarnya cukup berimbang, tapi, tumpulnya kreativitas dan daya dobrak lini serang membuat skor imbang tanpa gol bertahan sampai turun minum.
Dari segi mental, kemajuan juga sangat terlihat. Di saat tertinggal 1-2 dan lawan mulai bermain provokatif, tim asuhan Shin Tae-yong mampu tampil luar biasa.
Salah satu pemain yang menampilkan mental baja itu adalah Muhammad Ferrari. Meski sempat membuat gol bunuh diri, sang kapten mampu membayar lunas, lewat gol penyama kedudukan yang membuat tim semakin bersemangat.
Semua kemajuan itu menjadi satu buah manis, dari apa yang sejauh ini dibangun. Ada respon positif dari kegagalan di Piala AFF U-19 lalu, dengan perkembangan kualitas yang cukup menjanjikan.
Terbukti, tiket lolos ke putaran final Piala Asia U-20 2023 berhasil diamankan dengan poin sempurna dari tiga pertandingan.
Kelolosan Ronaldo Kwateh dkk ke Uzbekistan tahun depan memang jadi satu prestasi positif buat persepakbolaan nasional. Tapi, jangan sampai ini disorot berlebihan, apalagi dipolitisasi.