Mulai bergulirnya musim baru Liga Inggris akhir pekan ini, membuat banyak pecinta sepak bola merasa antusias. Maklum, ada banyak warna baru yang muncul.
Dari kedatangan Erling Haaland dan Darwin Nunez, era baru di Chelsea dan Manchester United, restorasi Arsenal dan Tottenham Hotspur, sampai kembalinya Nottingham Forest di kasta tertinggi.
Semuanya menarik disimak. Tapi di luar itu semua, ada satu hal diluar kebiasaan yang akhirnya saya coba, yakni membeli paket Diamond di platform layanan streaming Vidio, dengan masa berlaku selama setahun.
Seperti diketahui, Vidio dan EMTEK Group memegang hak siar eksklusif Liga Inggris hingga tahun 2025. Secara khusus, tayangan Liga Inggris hanya bisa diakses, dengan membeli paket Diamond.
Langkah ini mungkin terlihat agak ugal-ugalan, karena harga paketnya mencapai hampir lima ratus ribu rupiah di periode promosi, dan bisa lebih mahal lagi saat tidak ada promo.
Sebuah bentuk umum dari industri olahraga era kekinian yang agak kapitalis. Tapi, berhubung paketnya lengkap dan uangnya juga ada, ini layak dicoba.
Maklum, selain Liga Inggris, paket ini juga menyertakan akses siaran streaming Liga Spanyol, Liga Italia, Ligue 1 Prancis, Liga Champions dan lain-lain. Jadi, kalau TV di rumah masih dipakai, tinggal nyalakan laptop untuk nonton bola, tidak perlu berebut.
Memang, ada iming-iming hadiah menonton langsung di Inggris dengan membeli paket ini, tapi bukan itu yang saya cari. Saya belum punya paspor, yang memang jadi satu syarat utama.
Satu hal yang membuat saya cukup penasaran adalah, bagaimana rasanya mengakses layanan streaming berbayar di laptop, apakah lebih nyaman dari versi gratisan atau tidak.
Ternyata, sejauh ini cukup nyaman. Tidak ada iklan "phising" yang muncul saat diklik, dan sambungannya benar-benar "real time". Bukan cuma itu, siaran streaming ini juga bisa diakses di TV digital dengan lancar.
Tapi, satu hal yang jadi pengamatan saya adalah, masalah "lost signal" alias hilang sinyal yang sempat muncul beberapa menit, saat saya menonton Community Shield akhir pekan lalu. Ini memang hanya terjadi sebentar, tapi cukup mengganggu, seharusnya bisa lebih baik.
Jika masalah ini suatu saat terjadi lagi dan frekuensinya cukup sering (akibat traffic penonton yang sangat tinggi) rasanya pihak Vidio perlu memberikan kompensasi yang layak. Kecuali, jika mereka tidak takut kehilangan konsumen. Bagaimanapun, konsumen, khususnya warganet kita sudah lebih peka dalam hal-hal seperti ini.
Meskipun kualitas koneksi internet di Indonesia masih belum maksimal, Â Vidio dan pihak terkait perlu memastikan, masalah hilang sinyal ini bisa diminimalkan, syukur-syukur dinihilkan, karena cukup mengganggu.
Masalah sinyal ini sudah cukup aman saat saya coba mengakses siaran Liga 1 saat TV di rumah sedang dipakai. Seharusnya bisa cukup lancar juga, saat mengakses tayangan Liga Champions dan liga-liga top Eropa.
Sebenarnya, di internet masih ada banyak opsi layanan streaming gratisan, yang secara harga jelas menang banyak. Tapi, versi gratisan ini kadang kalah telak dari segi kenyamanan dan rawan dari segi keamanan.
Mulai dari video yang kadang macet saat koneksi internet tidak stabil, sambungan yang kadang terlambat beberapa menit dari versi real time nya, sampai yang paling menjengkelkan, banyaknya iklan-iklan "phising" yang masuk tanpa diundang.
Masalah iklan "phising" ini sebenarnya jadi masalah paling umum sekaligus paling menjengkelkan, karena harus ribet menutup satu persatu iklan yang muncul, dan lolos dari pantauan fitur pemblokir iklan yang saya pasang.
Beruntung, jarang ada iklan "phising" yang langsung berubah jadi virus saat diklik, karena pengaman dari pemblokir iklan dan antivirus bawaan di laptop selalu solid, mereka biasa otomatis memindai secara rutin.
Kalaupun ada virus yang masuk, itu langsung terdeteksi dan otomatis terblokir, sehingga bisa langsung dilenyapkan.
Pendekatan saya ini mungkin kurang disukai mereka yang banyak mengandalkan pemasukan dari iklan. Tapi, saya enggan kompromi kalau itu menyangkut masalah keamanan. Mereka tak akan bertanggung jawab kalau laptop saya kebobolan virus dari iklan yang mereka pasang, jadi saya hanya bisa mencegah.
Entah apa yang sudah dilakukan Departemen Kominfo negara kita, tapi mereka seperti masih tutup mata dengan masalah iklan "phising" dan teman-temannya. Kinerja mereka dalam hal ini malah masih kalah bagus dengan antivirus dan fitur pemblokir iklan.
Terlepas dari harganya yang cukup mahal, saya tentu saja berharap, kualitas yang dihadirkan sepadan. Kalau kualitasnya baik dan ada rejekinya, saya tentu akan lanjut tahun depan, kalau tidak ya cukup sekian, terima kasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H