Alhasil, kiprah Ben Davies bersama The Reds boleh dibilang menjadi satu transfer tak biasa. Mirip seperti Steven Caulker, yang sempat dipinjam Liverpool dari QPR (klub kasta kedua Liga Inggris) awal tahun 2016, juga karena saat itu terjadi krisis bek tengah.
Bedanya, Caulker sempat bermain tiga kali di liga dan sekali di Piala FA sebelum pulang ke QPR. Tidak seperti Davies yang tidak sempat main sekalipun di laga resmi.
Terlepas dari situasi krisis bek tengah yang terjadi saat kedatangannya, dan catatan nol penampilan dalam balutan jersey merah khas Liverpool, harga jualnya ke Rangers dan ongkos transfer pinjaman ke Sheffield United telah sukses "menyempurnakan" cerita serba tak biasa seorang Ben Davies di klub kesayangan Kopites.
Disebut demikian, karena tim asuhan Juergen Klopp itu sukses meraup untung berlipat, dari seorang pemain yang tak pernah sempat bermain.Â
Dilihat dari situasinya, ini memang transfer panik, tapi tak sepenuhnya bisa dibilang flop, setidaknya dari sisi finansial.
Inilah satu alasan yang mungkin akan membuat transfer dan karir singkat Ben Davies di Liverpool akan diingat setidaknya dalam beberapa tahun ke depan.Â
Bukan karena kiprahnya yang spektakuler atau ambyar total, tapi karena situasi serba tak biasa yang dialami, dan untung yang justru mampu diraih klub dari penjualannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H