Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Sisi Membingungkan Label "Big Match" di Liga Indonesia

18 Juli 2022   01:20 Diperbarui: 18 Juli 2022   01:45 1221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Arema, Persib, Persija dan Persebaya, kuartet jagoan klasik Liga Indonesia kekinian (Tribunnews.com)

Di Jawa Timur, ada tiga tim mantan juara liga, yang jika bertemu layak mendapat sebutan "big match", yakni Persebaya Surabaya, Persik Kediri, dan Arema FC.

Tapi, dari ketiganya, posisi aktual Persik Kediri mungkin masih belum seperti di era keemasan dulu. Untuk saat ini, mereka masih berusaha menjaga kestabilan posisi di Liga 1, kurang lebih mirip seperti Madura United, klub asal Jawa Timur lain yang masih muda, tapi sudah beberapa tahun beredar di kasta tertinggi.

Di Kalimantan, posisi ini kurang lebih sama dengan partai Barito Putera vs Borneo FC Samarinda. Kedua tim masih berusaha stabil bertahan di kasta tertinggi, belum sampai bersaing di papan atas tiap tahun.

Jadi, kalau langsung disematkan label "big match", "super duper big match" atau sebangsanya, mungkin ini menarik untuk promosi, tapi bisa jadi kontraproduktif, karena kualitas aktualnya masih belum cukup "kuat" untuk dibebani label partai bergengsi.

Pada titik tertentu, label "big match" di liga Indonesia juga bisa semakin membingungkan, karena belakangan muncul klub-klub yang masih relatif baru macam Dewa United, RANS Nusantara FC, Bhayangkara FC, Persikabo 1973, Bali United, Borneo FC Samarinda, dan Madura United.

Meski rata-rata sudah cukup berprestasi, mereka masih harus menjaga konsistensi dan membangun akar identitas, termasuk ikatan kuat dengan suporter. Jika semua itu sudah terbangun, tanpa harus diada-adakan pun, label "big match" akan tersemat dengan sendirinya.

Untuk "big match" yang sudah cukup mapan di Indonesia, sudah ada laga yang status "big match" nya tidak perlu dipertanyakan, yakni duel yang mempertemukan Persija Jakarta, Persib Bandung, Persebaya Surabaya, dan Arema FC, empat klub yang sudah beredar cukup lama di kasta tertinggi.

Di luar prestasi dan basis penggemar luas, keempat tim ini sama-sama punya suporter yang terkenal militan di Indonesia: Bonek, Bobotoh, Jakmania, dan Aremania. Mereka sudah berakar kuat, karena mampu melalui berbagai naik-turun.

Arema, Persib, Persija dan Persebaya, kuartet jagoan klasik Liga Indonesia kekinian (Tribunnews.com)
Arema, Persib, Persija dan Persebaya, kuartet jagoan klasik Liga Indonesia kekinian (Tribunnews.com)
Di sisi lain, pihak televisi atau pemegang hak siar juga perlu lebih objektif, supaya bisa ikut mengedukasi suporter dan media. Kalau masih bingung harus bagaimana, bisa juga melihat ke kompetisi luar negeri

Di luar negeri, situasi ini antara lain terlihat di Liga Inggris. Di musim baru, ada lima klub peserta yang pernah juara Liga Champions Eropa, yakni Liverpool (6 kali juara), Manchester United (3), Chelsea (2), Nottingham Forest (2) dan Aston Villa (1).

Pertanyaannya, apakah semua laga yang melibatkan lima klub ini otomatis disebut "big match"?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun