Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Neymar, Menuju Pintu Keluar PSG?

4 Juli 2022   12:18 Diperbarui: 4 Juli 2022   12:40 463
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bursa transfer musim panas 2022 menghadirkan banyak cerita menarik. Salah satunya, tentang kemungkinan hengkang Neymar dari PSG.

Kemungkinan ini belakangan muncul, setelah raksasa Ligue 1 Prancis itu memperpanjang kontrak Kylian Mbappe. Sebelumnya, mereka mendepak Leonardo Araujo dari pos direktur olahraga klub.

Sebagai gantinya, Luis Campos didatangkan sebagai pengganti. Atas rekomendasi sang direktur olahraga baru klub, nama Christophe Galtier belakangan didekati dan akan diresmikan sebagai pengganti Mauricio Pochettino di pos pelatih.

Perubahan ini tak lepas dari wewenang istimewa yang konon didapat Mbappe, setelah perpanjangan kontrak. Meski sempat dibantah, apa yang terjadi belakangan ini justru menegaskan semuanya. Campos sendiri merupakan sosok yang dulu menemukan dan ikut mengorbitkan Kylian Mbappe di AS Monaco.

Atas rekomendasi sang bintang juga, nama Neymar yang selama ini bagai tak tersentuh mulai digoyang. Sebagai gantinya, nama Ousmane Dembele yang kini berstatus bebas transfer mulai masuk radar. 

Terlepas dari hubungan kurang baik dengan Mbappe, pemain nomor punggung 10 itu memang mulai bermasalah, baik di dalam maupun di luar lapangan.

Penyebabnya, performa dan menit bermain pemain termahal dunia itu cenderung menurun dari tahun ke tahun, akibat sering dibekap cedera. Ditambah lagi, aktivitas keartisannya di luar lapangan juga cukup banyak.

Akibatnya, eks pemain Santos ini jadi semakin kurang fokus di lapangan. Gawatnya, masalah ini diperparah juga dengan kebiasaan pesta dan sikap indisipliner yang sudah cukup lama melekat.

Pada tahun-tahun awalnya di Paris saja, sohib Lionel Messi ini sempat bermasalah, karena pernah berebut tendangan penalti dengan Edinson Cavani dan dikartu kuning wasit akibat terlalu pamer kebolehan olah bola.

Permasalahan bintang Timnas Brasil itu semakin lengkap, karena angka gajinya mencapai 40 juta euro per musim. Dari sisi popularitas global si pemain, angka ini mungkin masih masih masuk akal. Tapi, dengan berbagai masalah yang muncul, angka sebesar ini adalah satu beban berat.

Sebenarnya, PSG juga masih punya Lionel Messi yang punya angka gaji besar, dengan popularitas yang juga level global. Hanya saja, gaya hidup bintang Timnas Argentina itu relatif tidak aneh-aneh, sehingga bisa jadi panutan bagi rekan setimnya.

Terbukti, di usianya yang sudah menginjak 35 tahun, Si Kutu masih mampu berkontribusi buat tim, dan menjadi sosok yang cukup dihormati di ruang ganti. Situasinya sama sekali berbeda dengan Neymar yang baru berusia 30 tahun, tapi sudah mulai menunjukkan tanda-tanda penurunan.

Jadi, wajar kalau klub milik Nasser Al Khelaifi akhirnya mulai bersiap mendepak pemain yang punya kemampuan olah bola yahud ini. Beberapa opsi pun muncul, dua diantaranya adalah pulang ke Barcelona atau pindah ke Chelsea dan bekerja sama lagi dengan Thomas Tuchel.

Untuk soal harga transfer PSG agaknya telah siap "jual rugi". Dengan usianya yang sudah 30 tahun plus mulai langganan cedera, rasanya mustahil Neymar akan terjual dengan harga 222 juta euro, sama seperti harga belinya dulu.

Masalahnya, gaji besar eks pemain Barcelona itu jadi kendala. Tidak banyak klub yang bisa menanggung biaya sebesar itu, terutama dalam kondisi pemulihan ekonomi setelah sempat diterpa pandemi.

Praktis, kalau memang PSG mau melepas Neymar dalam waktu dekat, meminjamkan dengan menyelipkannya opsi transfer permanen adalah pilihan logis. Maklum, kontrak sang Brasileiro baru tuntas pada tahun 2025, dan punya opsi perpanjangan kontrak selama dua tahun berikutnya.

Situasi Neymar tentu saja jadi satu titik perubahan drastis di Parc Des Princes. Tapi, ini jadi satu indikasi positif, karena mereka tak lagi jadi "klub ambisius" yang hanya sibuk mengumpulkan pemain bintang, tapi mulai coba berproses menjadi satu tim yang kompak dan punya arah jelas.

Di sisi lain, andai Neymar benar-benar hengkang dan justru semakin redup setelah ini, pemain yang pada awal kemunculannya disebut sebagai "Pele Baru" ini akan menambah daftar "Pele Baru" yang gagal untuk sebatas mendekati level sang legenda, seperti yang dulu sudah dialami Zico dan Robinho.

Mungkin, inilah hasil sebuah label berat yang pada kasus Neymar diperparah dengan beban catatan cedera dan indisipliner. Miris sekali.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun