Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Revolusi di Balik Layar ala PSG

26 Juni 2022   11:51 Diperbarui: 26 Juni 2022   12:16 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bicara soal manuver PSG di bursa transfer musim panas 2022, satu hal yang jadi sorotan adalah pergantian personel di area teknis. Maklum, mereka baru saja menjalani musim yang cukup mengecewakan, karena hanya bisa meraih trofi Ligue 1 Prancis meski punya tim bertabur bintang.

Pergantian itu dimulai dari pos direktur olahraga klub. Leonardo Araujo yang sebelumnya cukup awet bertahan di posisi ini akhirnya digantikan oleh Luis Campos, eks direktur olahraga AS Monaco dan Lille.

Meski namanya sepintas kurang familiar dibanding Leonardo, Campos adalah direktur olahraga dengan reputasi bagus di Prancis. Sosok asal Portugal itu adalah otak dibalik kesuksesan AS Monaco dan Lille juara Ligue 1 Prancis, masing-masing di musim 2016/2017 dan 2020/2021. Di tingkat benua, AS Monaco juga mencapai semifinal Liga Champions saat juara liga.

Sejak dimulainya era dominasi PSG di Prancis, hanya di dua musim itulah mereka gagal jadi juara liga. Reputasi eks pencari bakat Real Madrid ini makin mentereng, karena dirinya juga sukses mengorbitkan pemain bintang di dua klub itu.

Di AS Monaco, nama-nama seperti Kylian Mbappe, Fabinho dan Bernardo Silva muncul sebagai bintang utama. Sementara itu, Mike Maignan dan Sven Botman mengorbit di Lille, seperti halnya Renato Sanches, gelandang penjelajah asal Portugal yang sempat meredup usai bersinar di Euro 2016.

Otomatis, di bawah komando Campos, arah kebijakan transfer Les Parisiens pun berubah total. Dari yang awalnya berfokus pada nama-nama berprofil tinggi, kini mereka fokus ke aspek kebutuhan tim secara teknis.

Makanya, nama-nama seperti Gianluca Scamacca (Sassuolo) dan Renato Sanches (Lille) kini masuk radar transfer. Sebelumnya, tim milik Nasser Al Khelaifi itu sempat mengincar Cristiano Ronaldo dan Paul Pogba.

Di bursa transfer, pergerakan klub ibukota Prancis itu juga relatif senyap dibanding biasanya. Tapi, mereka sudah mempermanenkan Nuno Mendes dari Sporting Lisbon plus sedang menegosiasikan transfer Vitinha (FC Porto) dan Milan Skriniar, bek andalan Inter Milan.

Di pos pelatih, dengan posisi Mauricio Pochettino yang hampir pasti didepak, kejutan juga dihadirkan Campos, terkait nama pengganti. Bukan mendatangkan nama berprofil tinggi seperti Zinedine Zidane atau Jose Mourinho seperti yang belakangan dirumorkan, tapi Christophe Galtier-lah yang merapat menggantikan pelatih asal Argentina itu.

Meski portofolionya tak sementereng Zizou dan Mou, Galtier belakangan muncul sebagai pelatih yang cukup diperhitungkan di Prancis. Maklum, dengan modal relatif terbatas, Saint-Etienne berhasil dibawanya juara Piala Liga Prancis, begitu juga dengan Lille, yang dibawanya juara Ligue 1 Prancis untuk pertama kalinya dalam sedekade terakhir.

Dengan situasi kurang lebih sama, OGC Nice juga mampu dibawanya finis di posisi lima besar Ligue 1 musim lalu. Pelatih berusia 55 tahun ini menjadi target favorit Campos, karena keduanya pernah sukses besar saat bekerjasama di Lille.

Dari sisi pemain bintang, kehadiran Luis Campos membuat posisi Neymar yang selama ini seperti tidak tersentuh mulai goyang. Di bursa transfer musim panas ini, PSG bersedia melepas pembelian termahal mereka, asal harganya cocok. Sementara itu, posisi Lionel Messi disebut aman, karena masuk dalam rencana klub musim depan.

Menariknya, manuver sang direktur olahraga sama sekali tak dipersoalkan Kylian Mbappe, pemain yang disebut-sebut punya otoritas istimewa di tim. Hubungan baik keduanya sejak di AS Monaco menjadikan situasi lebih kondusif, tidak seperti sebelumnya.

Tentu saja, ini jadi indikasi positif, karena "revolusi di balik layar" di kota Paris terlihat berjalan mulus. Untuk pertama kalinya sejak dimulainya era Qatar, klub penghuni Stadion Parc Des Princes itu bisa benar-benar fokus di aspek sepak bola, bukan hanya sebatas mengumpulkan pemain bintang di setiap posisi, tapi keteteran saat bersaing di Liga Champions.

Jika perubahan ini bisa terus berprogres, rasanya tidak butuh waktu lama untuk melihat PSG diperhitungkan sebagai salah satu penantang serius di Eropa. Bukan hanya karena materi pemain di atas kertas, tapi juga karena mereka mampu bermain sebagai sebuah tim yang kompak di lapangan, lengkap dengan arah rencana jelas di balik layar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun