Dalam beberapa hari terakhir, euforia menjadi satu warna dominan, seturut kemenangan 2-1 Timnas Indonesia atas Kuwait di laga perdana Kualifikasi Piala Asia 2023, Rabu (6/8) lalu. Tak heran, optimisme muncul jelang menghadapi Jordania, Minggu (12/6, dinihari WIB).
Kebetulan, Jordania punya tipikal permainan mirip dengan Kuwait, dan juga berasal dari Timur Tengah. Jadi, ada harapan untuk minimal mencuri poin bahkan memang.
Saat pertandingan, skenario permainan Tim Garuda saat melawan Kuwait kembali ditampilkan. Ada tiga bek tengah dan dua bek sayap dalam paduan strategi pertahanan rapat, dan  serangan balik cepat.
Tapi, Jordania ternyata berbeda dengan Kuwait. Mereka bermain dengan variasi skema yang beragam. Jika umpan silang tak efektif, umpan-umpan lambung atau umpan terobosan pun jadi.
Ditambah lagi, tim yang sempat lolos ke play-off interkontinental Kualifikasi Piala Dunia 2014 ini mampu membuat sejumlah peluang berbahaya. Beruntung, Nadeo Argawinata tampil oke di bawah mistar.
Skor imbang tanpa gol pun bertahan sampai turun minum. Di sini, skenario seperti saat melawan Kuwait tampak berjalan sesuai rencana.
Bahkan, Saddil Ramdani dkk mampu membuat peluang beruntun di akhir babak pertama. Apes, lini belakang Jordania masih sigap mengamankan.
Tapi, Jordania rupanya sudah menyiapkan kontra strategi. Selepas jeda, mereka memukul lewat serangan cepat, yang langsung menjebol gawang Nadeo di menit ke 47.
Berawal dari umpan lambung, yang membelah pertahanan Timnas Indonesia, Mousa Mohammad Suleiman dengan leluasa mengecoh Nadeo, sebelum melepas umpan tarik yang dicocor Yazan Al-Naimat ke gawang kosong.
Tertinggal, Shin Tae-yong lalu menampilkan senjata rahasia dalam wujud lemparan jauh dari Pratama Arhan. Lemparan ke dalam rasa sepak pojok itu ternyata mampu membuat pertahanan Jordania ketar-ketir.