Kedua hal ini sangat berbeda dengan kebiasaan lama Tim Merah-Putih: mental langsung ambruk setelah kebobolan, dan kebiasaan umpan lambung jauh ke depan, kalau tak boleh dibilang membuang bola.
Boleh dibilang, apa yang sedang dibangun Shin Tae-yong di Timnas Indonesia sudah mulai kelihatan, dan kemenangan langka atas tim asal Timur Tengah menjadi satu hasil awal.
Disebut langka, karena Timnas Indonesia selama ini sangat kesulitan, tiap kali bertemu Tim asal Timur Tengah. Dengan perbedaan postur yang terlihat, cukup memakai strategi umpan silang saja sudah cukup membuat kewalahan.
Tapi, kontra strategi yang ditampilkan Timnas Indonesia kali ini menjadi satu harapan positif, karena mereka sudah mulai menemukan dan memahami cara bertahan sambil memukul balik.
Memang, masih ada banyak hal yang masih bisa ditingkatkan, termasuk koordinasi saat mengoper atau bertahan. Tapi, jika ini bisa ditingkatkan lagi saat menghadapi Jordania dan Nepal di partai berikutnya, tiket lolos ke Piala Asia sudah menunggu.
Jika ini bisa dicapai, seharusnya PSSI tak perlu lagi meragukan kemampuan Shin Tae-yong. Karena, dalam kondisi serba semrawut di sepak bola nasional, Timnas Indonesia mampu dibawanya tampil di Piala Asia, untuk pertama kalinya sejak tahun 2007.
Selebihnya kita tinggal berharap, Timnas Indonesia dan publik sepak bola nasional tak langsung euforia, karena perjuangan masih belum selesai.
Bisa?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H