Kekalahan 0-1 Timnas sepak bola Indonesia atas Thailand di semifinal SEA Games 2021 memang terjadi hari Kamis (19/5) lalu. Tapi, masih ada hal, yang ternyata jadi buntutnya, yakni nasib apes yang menimpa Jonathan Khemdee, bek Thailand di laga itu.
Dalam beberapa hari terakhir pascalaga, akun media sosial Instagram milik pemain berusia 20 tahun itu jadi sasaran empuk segelintir warganet suporter Timnas Indonesia. Penyebabnya, ia dianggap jadi provokator yang memicu kericuhan di akhir pertandingan, tapi lolos dari sanksi kartu merah wasit.
Awalnya, pemain blasteran Thailand-Denmark ini hanya kebanjiran komentar di setiap unggahannya. Tapi, tindakan warganet suporter Indonesia ini belakangan justru semakin ekstrem, karena ada yang melakukan "report" massal" ke Instagram.
Apa boleh buat, akun Instagram pemain nomor punggung 4 itu pun menghilang. Sekalipun sudah beberapa kali membuat akun baru dan meminta maaf kepada suporter Indonesia, nasibnya tetap sama.
Memang, pemain klub Odense BK (Denmark) ini bermain agak "nakal" di pertandingan melawan Indonesia. Beberapa kali ia mengukur waktu atau berargumentasi dengan wasit, dan memanaskan situasi.
Tapi, apa yang dilakukan warganet suporter Indonesia kali ini sudah keterlaluan, karena masalah yang seharusnya cukup selesai di lapangan hijau, justru merembet di media sosial, bahkan sampai beberapa hari setelah pertandingan selesai.
Apesnya, nasib serupa juga dialami Yahya Ali Al Mulla, wasit yang bertugas di pertandingan itu. Meski sempat menulis permohonan maaf kepada suporter Indonesia di bio profil, dan mem-private akun instagramnya, akun Instagram wasit asal Uni Emirat Arab ini juga hilang, karena tak luput dari sasaran report massal.
Mungkin, masih ada yang tidak terima dengan cara Tim Garuda kalah dari Tim Gajah Perang, meski sebenarnya mampu memberikan perlawanan sengit. Tapi, Timnas Indonesia pasti tak akan sampai mendapat hat-trick kartu merah dari wasit, andai tak termakan provokasi pemain lawan.
Di sisi lain, atas nama nasionalisme banal, sebagian warganet suporter Indonesia memilih "bersilaturahmi" ke akun Instagram Jonathan Khemdee dan sang wasit, karena menganggapnya sebagai biang kerok kekalahan. Tapi, merundung sampai akhirnya menghilangkan akun media sosial jelas keterlaluan.
Memangnya, apa yang didapat dari tindakan itu? Kalah iya, malu juga iya. Kecuali kalau urat malunya memang sudah tidak ada.