Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Final Piala FA 2022: Sebuah Repetisi dengan Revisi

15 Mei 2022   04:37 Diperbarui: 15 Mei 2022   06:28 447
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Liverpool juara Piala FA musim 2021/2022 (Express.co.uk)

Beruntung, seperti pada kasus Thiago dulu, cedera Salah tidak sampai berakibat negatif buat Si Merah. Skema permainan tim tetap berjalan seperti biasa. Meski tanpa Salah, masih ada Luis Diaz yang beberapa kali menebar ancaman di lini belakang Chelsea.

Sayang, seperti halnya final Carabao Cup, tak ada gol tercipta, baik di waktu normal maupun perpanjangan waktu. Alhasil, nasib kedua tim ditentukan dari babak tos-tosan.

Hanya saja, situasinya kali ini sedikit berbeda. Di sudut biru, pelatih Thomas Tuchel tetap mempertahankan Edouard Mendy, dan tidak menurunkan Kepa Arrizabalaga, yang sempat dikritik karena gagal menyelamatkan dan mengeksekusi tendangan penalti di final Carabao Cup

Keputusan eks pelatih Borussia Dortmund itu terbukti tepat, karena sang kiper mampu menepis tendangan penalti Sadio Mane, kompatriotnya di Timnas Senegal.

Momen ini sempat menghidupkan harapan The Blues, setelah eksekusi Cesar Azpilicueta membentur tiang gawang di awal adu penalti.

Apes, penyelamatan Alisson pada eksekusi penalti Mason Mount, yang disusul dengan eksekusi penentuan yang mulus dari Kostas Tsimikas pada akhirnya mampu membuat Liverpool mengangkat trofi Piala FA untuk pertama kalinya sejak tahun 2006, sekaligus membalas kekalahan atas Chelsea di final Piala FA musim 2011/2012.

Kemenangan adu penalti setelah skor 0-0 ini pun menjadi satu repetisi buat Juergen Klopp. Sekali lagi, ia unggul atas Tuchel di final, dan menjadi pelatih asal Jerman pertama yang juara Piala FA dan Carabao Cup.

Bukan cuma itu, kemenangan kali ini juga menunjukkan, seberapa bagus kedalaman tim Liverpool, setelah musim lalu diterpa badai cedera.

Mereka sudah mulai bisa melepas ketergantungan pada pemain tertentu, dan mulai berani melakukan rotasi pemain. Dengan demikian, mereka hanya perlu fokus ke dua pertandingan sisa di Liga Inggris, dan final Liga Champions.

Tentunya, ini menjadi satu alasan, mengapa Jordan Henderson dkk bisa bersaing hingga babak akhir di empat ajang sekaligus. Kualitas mereka juga semakin lengkap, karena punya mental bertanding sangat tangguh. Sebuah peningkatan luar biasa, dari tim yang sebelumnya inkonsisten.

Memang, peluang tim Merseyside Merah juara Liga Inggris terbilang tipis, karena masih harus berharap Manchester City terpeleset di dua laga sisa. Di Liga Champions, mereka juga akan menghadapi Real Madrid, tim tersukses di kompetisi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun