Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Warna Baru Rivalitas Arsenal dan Spurs

13 Mei 2022   11:41 Diperbarui: 13 Mei 2022   11:46 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gol penalti Harry Kane ke gawang Arsenal (Bolasport.com)

Disebut demikian, karena dalam dua laga sisa, Tim Meriam London akan menghadapi Everton dan Newcastle United, yang bisa dibilang agak sulit. Everton sedang butuh poin untuk lolos dari degradasi, sementara Newcastle United tampil cukup baik di paruh kedua musim ini.

Sementara itu, Spurs tinggal menghadapi Burnley dan Norwich City, dua tim yang sama-sama menghuni papan bawah klasemen. Dari kedua partai ini, hanya partai melawan Burnley saja yang akan jadi hambatan terbesar, karena mereka butuh poin untuk bisa bertahan di kasta tertinggi.

Satu partai lagi, bisa dibilang akan mudah buat Harry Kane dkk, karena Norwich adalah tim juru kunci, yang sudah pasti terdegradasi musim depan.

Situasinya jadi menarik, karena baik Arsenal dan Spurs sama-sama dituntut untuk menyapu bersih laga sisa. Sekali gagal, habislah sudah.

Menariknya, situasi ini pernah dialami kedua tim, di musim 2005/2006, dengan posisi terbalik. Kala itu, Tottenham yang masih dilatih Martin Jol (Belanda) duduk di posisi keempat, dan Arsenal besutan Arsene Wenger duduk di posisi kelima.

Situasi ini terjadi, sampai menjelang pekan terakhir liga. Hampir sama seperti Arsenal saat ini, Robbie Keane dkk saat itu hanya butuh poin penuh, untuk lolos ke Liga Champions musim berikutnya.

Apes, di pekan terakhir, Spurs tumbang 1-3 di kandang West Ham. Laga ini belakangan menghadirkan kontroversi, karena beberapa pemain Spurs sempat keracunan makanan di hari-hari menjelang laga.

Sementara itu, Arsenal yang dimotori Thierry Henry menang 4-2 atas Wigan, dalam laga yang juga menjadi pertandingan perpisahan, jelang penutupan Stadion Highbury. Di musim berikutnya, mereka pindah ke Emirates Stadium hingga kini.

Momen ini tentu saja menjadi satu motivasi tersendiri buat Spurs, untuk membalas sang rival bebuyutan. Dengan posisi saat ini, inilah satu kesempatan unik untuk melakukan revans.

Sebaliknya, momen dramatis 16 tahun silam tentu menjadi satu nostalgia manis yang ingin diulang tim asuhan Mikel Arteta. Kali ini, dengan posisi terbalik.

Selain karena faktor rivalitas dan gengsi, lolos ke Liga Champions musim depan menjadi krusial buat kedua tim, khususnya dalam hal jual-beli pemain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun