Bukan cuma itu, ia juga dikenal pintar dalam menegosiasikan komisi besar buat keuntungan dirinya dan pemain. Salah satunya terjadi pada transfer Paul Pogba, dari Juventus ke Manchester United tahun 2016
Kala itu, transfer ini sempat menjadi rekor transfer pemain termahal dunia, dengan total ongkos 89 juta pounds. Rinciannya, 67 juta pounds menjadi hak Juventus, dan 22 juta pounds menjadi komisi buat Raiola.
Pogba sendiri kini masih menjadi salah satu pemain bergaji besar di Liga Inggris, dengan gaji 290 ribu pounds per pekan. Meski performanya di Old Trafford angin-anginan, kemampuan negosiasi Raiola telah terbukti membuatnya tetap mengantongi gaji besar.
Sebelum wafat karena sakit, sosok bernama asli Carmine Raiola ini juga menjadi agen Erling Haaland, penyerang berbakat asal Norwegia, yang belakangan ditaksir sejumlah klub raksasa Eropa.
Meski jadi properti panas, negosiasi transfer bintang Borussia Dortmund ini terbilang cukup alot, karena selain melibatkan paket gaji besar, ada biaya komisi untuk agen dan keluarga, dengan nominal cukup besar.
Di luar benua Eropa, ada satu lagi agen super, yang dikenal sebagai negosiator ulung, yakni Kia Joorabchian. Agen asal Iran ini mengageni sejumlah pemain asal Amerika Selatan, khususnya Brasil.
Coutinho, dari Liverpool ke Barcelona, pertengahan musim 2017/2018.
Kala itu, Barcelona harus merogoh kocek 160 juta euro, setelah melalui proses negosiasi cukup alot. Sayang, transfer ini menjadi satu flop terparah Barca, karena pemain asal Brasil ini justru bersinar, saat dipinjamkan ke Bayern Munich dan Aston Villa.
Selain Coutinho, ada Ramires dan Oscar yang juga sukses dijual dengan harga mahal ke klub Liga Super Tiongkok, dengan paket gaji yang sempat menjadikan mereka masuk daftar pemain bergaji termahal di dunia.
Untuk transfer kontroversial, dirinya menjadi sosok di balik kedatangan Carlos Tevez dan Javier Mascherano dari Corinthians (Brasil) ke West Ham pada musim 2006/2007. Corinthians sendiri adalah klub yang pendanaannya ikut disokong Joorabchian, lewat perusahaan Media Sports Investment miliknya.
Duo Argentina itu memang sukses menjadi penyelamat klub dari jerat degradasi. Masalahnya, dugaan pelanggaran aturan kepemilikan "pihak ketiga" menjadikan transfer ini kontroversial, sampai sempat dipermasalahkan oleh Sheffield United, yang kala itu terdegradasi.
Uniknya, meski punya kapasitas sebagai agen super, Joorabchian tak pernah menganggap dirinya sebagai seorang agen pemain, tapi lebih dari itu. Hal ini terlihat, antara lain dari koneksinya dengan Farhad Moshiri (pemilik Everton asal Iran) dan perannya sebagai penasehat di Reading, klub kasta kedua Liga Inggris.