Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Menikmati Babak Baru Rivalitas Juergen Klopp dan Pep Guardiola

11 April 2022   12:40 Diperbarui: 11 April 2022   21:02 935
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pep Guardiola dan Juergen Klopp, bersaing ketat di Liga Inggris musim ini (Mirror.co.uk)

Judul di atas adalah pendapat saya, dan mungkin sebagian penikmat Liga Inggris, seturut hasil imbang 2-2 Manchester City vs Liverpool di Etihad Stadium, Minggu (10/4).

Dalam laga yang berlangsung intens itu, City sebenarnya mampu unggul dua kali lewat aksi Kevin De Bruyne dan Gabriel Jesus, tapi Liverpool mampu dua kali menyamakan skor lewat aksi Diogo Jota dan Sadio Mane.

Hasil ini membuat posisi kedua tim di klasemen sementara Liga Inggris tetap sama. Hanya satu poin yang memisahkan mereka. Dengan demikian, pacuan gelar juara tetap terbuka.

Ini menjadi satu pertanda baik buat kompetisi, karena di tengah performa superior anak asuh Pep Guardiola, masih ada tim yang mampu mengimbangi. Alhasil, untuk sementara, mereka tak bisa melenggang sendirian di puncak klasemen, seperti halnya PSG di Ligue 1 Prancis atau Bayern Munich di Bundesliga Jerman.

Jadi, untuk sementara, Liga Inggris terselamatkan dari ancaman menjadi "liga petani". Sebutan untuk liga yang tim juaranya biasa tertebak, karena memang tampil superior.

Laju kencang Manchester City musim ini juga tak lepas dari situasi mereka yang relatif bebas masalah, jika dibandingkan tim lain. Ada yang inkonsisten, ada yang harus ganti pemilik, ada yang ganti pelatih, dan ada yang sempat diganggu rentetan cedera.

Selain karena bebas masalah, Pep juga diberkahi previlese dalam hal belanja pemain dan manajemen klub yang punya rencana masa depan yang jelas. Semahal apapun harganya, pasti akan diiyakan oleh Sheikh Mansour.

Previlese ini semakin lengkap, karena eks pelatih Barcelona itu diberkahi kecerdasan taktik luar biasa, dan kemampuan mumpuni dalam mengontrol ruang ganti pemain.

Ini jelas berbeda dengan kondisi tim lain di Inggris. Ada yang royal berbelanja tapi tidak efektif. Ada yang efektif tapi penuh perhitungan, ada yang masih harus berhemat dan menjalani masa sulit, dan ada juga yang memang pelit.

Di sisi lain, munculnya Klopp dan The Kop sebagai lawan tanding Pep musim ini seolah menjadi satu nostalgia. Di masa lalu, mereka pernah bersaing di Bundesliga Jerman. Pep di Bayern Munich, Klopp di Borussia Dortmund.

Tapi, jika diibaratkan sebagai lakon wayang, persaingan Pep dan Klopp di Bundesliga dulu lebih mirip lakon "Karna Tandingan". Lakon ini dikenal sebagai babakan perang Bharatayudha yang menyajikan pertarungan Arjuna dan Karna, dua jago panah yang sebenarnya masih saudara sekandung.

Penyebabnya, meski sama-sama pelatih jempolan, Pep jauh lebih unggul, karena Bayern seperti biasa menggembosi Dortmund, di saat mereka sebenarnya bisa menjadi lawan seimbang.

Pep Guardiola dan Juergen Klopp, bersaing ketat di Liga Inggris musim ini (Mirror.co.uk)
Pep Guardiola dan Juergen Klopp, bersaing ketat di Liga Inggris musim ini (Mirror.co.uk)

Manajemen Si Kuning Hitam sendiri seperti Prabu Salya, kusir Karna dalam lakon "Karna Tandingan", yang beberapa kali sengaja memacu kereta kuda, demi membuat bidikan Karna meleset.

Kemiripan ini muncul, karena kubu Signal Iduna Park terlalu berorientasi pada profit. Apa boleh buat, trofi bidikan eks pelatih Mainz sering meleset, karena kekuatan timnya dibiarkan berkurang.

Buktinya, pemain-pemain kunci macam Mario Gotze, Mats Hummels dan Robert Lewandowski bergiliran hengkang ke Bavaria, sebagai pemain jadi. Sementara itu, Klopp harus bersusah-susah memoles dan mencari penggantinya, yang kadang tidak langsung bersinar.

Kini, saat keduanya bertemu lagi di Inggris, Klopp hadir sebagai lawan seimbang Pep. Bukan dengan tim yang kerap digembosi, tapi tim yang terus berkembang, baik secara individu, maupun tim.

Mungkin, seperti inilah wujud persaingan Klopp dan Pep di Bundesliga, andai Dortmund tak digembosi. Gegenpressing yang penuh semangat versus tiki-taka yang menggempur habis-habisan, dengan kekuatan yang juga seimbang.

Di Inggris, Si Merah boleh dibilang muncul sebagai satu lawan yang paling membuat Si Biru Langit tidak bisa tidur nyenyak. Di liga, pressure ketat kembali hadir, di saat kinerja tim lain masih belum stabil.

Di piala domestik, kedua tim akan saling baku hantam di semifinal Piala FA, dan Liverpool sukses meraih trofi Carabao Cup. Di Eropa, satu trofi Liga Champions berhasil diraih, justru sebagai trofi pertama bersama Klopp.

Ini jelas membuat Pep dan City merasa cemburu, karena Si Kuping Besar belum kunjung didapat, di saat sejumlah trofi domestik datang silih berganti.

Memang, musim lalu Ruben Dias dkk lolos ke final, tapi dipaksa patah hati oleh Chelsea-nya Thomas Tuchel. Apa boleh buat, penantian mereka jadi terasa semakin rumit, karena ada sedikit bumbu rasa penasaran.

Persaingan pelatih asal Jerman versus pelatih asal Spanyol musim ini mungkin menarik, walau ada kesan "liga sepiring berdua", di liga yang konon paling kompetitif saat ini. Aman dikata, "English Premier League" belum akan berubah jadi "English Farmer League", setidaknya untuk musim ini.

Berhubung persaingan mereka sudah mulai merambah ke piala domestik juga, andai ternyata mereka harus baku hantam di Liga Champions, mungkin ini akan jadi babak baru lainnya.

Menariknya, persaingan ketat Manchester City dan Liverpool saat ini menunjukkan, seberapa tinggi standar kualitas di berbagai aspek yang diperlukan, untuk bisa ikut bersaing. Jika tidak mampu, lupakan saja mimpi juara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun