Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Piala Dunia 2022 dan Cocoklogi di Sekitarnya

7 April 2022   02:42 Diperbarui: 7 April 2022   02:50 1143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di edisi 1962, Brasil dan Pele berjaya di Chile, tapi Zico dkk dipaksa patah hati di Spanyol 1982 karena hattrick Paolo Rossi membuat mereka gagal lolos ke semifinal.

Dua dekade kemudian, giliran Ronaldo yang berjaya di Korea Selatan dan Jepang. Jika siklus ini berlanjut, Brasil akan mentok di babak perempatfinal.

Di Eropa, logika cocoklogi rupanya juga menjadi satu amunisi buat pendukung fanatik Ronaldo yang lain, yakni Cristiano Ronaldo.

Ronaldo dari Portugal ini disebut-sebut bisa jadi juara di Qatar, karena Timnas Portugal tergabung di grup H, bersama Uruguay, Ghana dan Korea Selatan. Satu lagi, CR7 adalah top skor Euro 2020.
 
Lalu, apa hubungan grup H dan top skor Euro dengan juara dunia?

Ternyata, sejak Piala Dunia 2010, tim juara dunia berasal dari grup H. Pada periode yang sama, tim juara dunia juga berasal dari tim yang diperkuat top skor Euro.

Mulai dari David Villa (top skor Euro 2008), Mario Gomez (Euro 2012) dan Antoine Griezmann (Euro 2016) semuanya menjadi argumentasi para penggemar sang bintang untuk mendukung prediksi mereka.

Masalahnya, teori cocoklogi ini ternyata tidak valid, karena top skor Euro 2012 adalah Fernando Torres. Meski jumlah golnya sama dengan Gomez, El Nino berhak meraih sepatu emas, karena juga mencetak assist dalam menit bermain lebih sedikit.

Di sisi lain, sejak Euro 1988, ada siklus delapan tahunan yang menghantui para  top skor turnamen ini. Dimulai dari Marco Van Basten (1988), Alan Shearer (1996), Milan Baros (2004) dan Fernando Torres (2012), semuanya tampil melempem di Piala Dunia.

Belanda dan Inggris keok di perdelapan final Piala Dunia 1990 dan 1998. Republik Ceko dan Spanyol lebih gawat lagi, kandas di fase grup Piala Dunia 2006 dan 2014.

Jika siklus ini dirunut, ada kemungkinan Seleccao tak akan melangkah jauh di Qatar. Suram kan?

Di kubu sebelahnya, teori cocoklogi juga menjadi satu amunisi pendukung garis keras Lionel Messi, untuk menjagokan Argentina juara.

Qatar 2022, Piala Dunia terakhir Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi? (Sportskeeda.com)
Qatar 2022, Piala Dunia terakhir Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi? (Sportskeeda.com)
Meski sebenarnya performa Albiceleste sedang bagus, setelah tak terkalahkan sejak tahun 2019 dan juara Copa America 2021, teori cocoklogi ternyata juga ikut membumbui.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun