Memang, "pelit" nya FSG selaku pemilik klub kadang membuat sebagian Kopites geregetan. Tapi, dengan efektivitas belanja yang makin kesini semakin bagus, ditambah racikan taktik ampuh Juergen Klopp, seharusnya ini bukan masalah.
Apalagi, di bawah FSG, Stadion Anfield sudah diperbesar dan direnovasi hingga berkapasitas 61.000 tempat duduk per tahun depan. Akademi dan tempat latihan klub yang lebih modern pun sudah selesai dibangun.
Jadi, FSG sebenarnya tidak sepelit itu. Sebagai grup manajemen olahraga, mereka sudah pasti tahu apa yang perlu dan tidak perlu dilakukan buat Liverpool, dalam posisinya sebagai sebuah klub olahraga.
Malah, ini adalah satu anomali, di saat sebagian klub top Eropa makin jor-joran berbelanja, gonta-ganti pelatih, dan menggaji besar pemain bintang.
Mungkin, sejak diambil alih FSG tahun 2010 silam, Liverpool memang ditakdirkan hadir sebagai antitesis tren manajemen klub top Eropa di era kekinian. Mereka cenderung sabar, tapi pelan-pelan mampu terus berkembang, hingga meraih trofi demi trofi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H