Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

April Mop 2022: Antara Aku, Vaksin Booster, dan Rumah Sakit

1 April 2022   13:27 Diperbarui: 1 April 2022   13:39 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi April Mop (Kompas.com)

April Mop alias April Fools.

Konon katanya, ini adalah hari dimana berbohong diperbolehkan. Dengan aneka macam bentuk, semua jenis "prank" pun bermunculan.

Tentu saja, ini untuk lucu-lucuan, merekatkan kedekatan, atau sebatas selingan supaya tidak stres. Dari sekian banyak orang yang kena "prank" tahun ini, ternyata aku jadi salah satunya.

Lucunya, "prank" April Mop ini tak sengaja dilakukan oleh pihak rumah sakit, saat aku menjalani proses vaksinasi booster. Ini terjadi, tepat pada hari April Mop.

Sebenarnya "prank" ini sedikit menjengkelkan, karena datang di saat aku sedang serius. Pihak rumah sakit beralasan, dosis vaksin booster hari ini tidak cocok dengan jenis vaksin pertama dan keduaku. Oke, mereka punya pertimbangan sendiri, tapi menurutku ini agak konyol.

Pertama, vaksinasi COVID-19 dosis pertama dan keduaku juga dilakukan di rumah sakit yang sama. Keduanya aman, lancar, tanpa masalah.

Kedua, saat pendaftaran online lewat aplikasi rumah sakit, tidak ada sama sekali informasi soal jenis vaksin dan ketentuan spesifik lainnya. Jadilah aku datang sesuai jadwal yang kudapat.

Jujur saja, pendaftaran online itu buatku terlihat sangat rusuh. Situasinya kurang lebih mirip seperti berburu tiket kereta api di masa liburan panjang.

Aku ingat betul, hanya butuh waktu paling lama lima menit setelah tanggal pendaftaran dibuka seminggu sebelum hari H, untuk melihatnya ludes. Bayangkan saja, ribuan orang berebut seratus jatah vaksin tiap hari.

Sebagian orang mungkin akan keheranan, karena ini terjadi di Yogyakarta. Daerah yang orang-orangnya terlihat sangat kalem. Konon katanya.

Tapi, sekalem apapun tampak luarnya, mereka juga punya sisi keras. Apalagi, jika yang diperebutkan adalah dosis vaksin gratis dengan kuota terbatas.

Sudah pasti jadi rebutan.

Benar-benar menyeramkan. Apalagi, kalau mbak-mbak dan emak-emak sudah ikut turun tangan. All you need to do is just safe your spot and run for your life. ASAP.

Sayangi dirimu. Sayangi hidupmu. Utamakan selamat, begitu kalau kata spanduk proyek bangunan.

Jelas. Batal ikut vaksinasi karena alasan yang sebenarnya agak konyol itu menjengkelkan. Siapa suruh tidak menulis informasi secara detail?

Tapi, berhubung momen lucu ini terjadi tepat pada hari April Mop, aku bisa menerimanya sebagai sebuah "prank".

Jujur saja, awalnya, aku merasa jengkel. Tapi, ini adalah satu momen unik. Jarang-jarang sebuah rumah sakit melakukan "prank" tepat di hari April Mop, kepada seseorang yang sebenarnya bukan siapa-siapa.

Bayangkan saja, aku bukan pejabat tinggi atau pengusaha kaya, dan tidak pernah membuat prank saat April Mop. Sekalinya kena "prank" April Mop, aku langsung kena  "prank" dari pihak rumah sakit.

Dalam perjalanannya, momen kena "prank" dari rumah sakit ini justru menjadi satu hiburan tersendiri.

Apalagi, berkat "prank" ini, pihak rumah sakit langsung mengarahkanku untuk mendaftar vaksinasi booster secara manual, untuk jadwal vaksinasi pada tanggal 6 April mendatang.

Lumayanlah, setidaknya aku tak perlu lagi repot-repot standby dan berebut kuota vaksinasi di tengah malam. Tinggal datang ke lokasi dan selesaikan. Beres.

Benar-benar "prank" yang ternyata berhadiah. Semoga hadiah ini bukan "prank" lagi, karena diberikan tepat pada hari April Mop.

Pada akhirnya, aku tetap perlu berterima kasih kepada pihak Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta, karena mereka bisa bergerak cepat dan memberikan solusi terbaik, saat terjadi masalah seperti ini.

Di sisi lain, aku juga perlu berterima kasih, karena momen kena "prank" April Mop ini sudah hadir menjadi satu hiburan di masa pandemi.

Setidaknya, ada satu hal positif di tengah seabrek cerita suram masa pandemi, yang kelak bisa diceritakan ke generasi berikutnya sebagai sebuah hiburan. Dalam masa paling sulit sekalipun, ternyata selalu ada alasan untuk masih bisa tertawa. Apalagi, kalau momen itu langka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun