Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Evolusi Peran Playmaker

31 Maret 2022   16:37 Diperbarui: 31 Maret 2022   16:42 702
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Belakangan, seiring mekarnya tren strategi "pressing football", posisi peran "playmaker" kembali digeser. Ada pelatih yang menempatkan mereka sebagai "deep lying playmaker" alias metronom dengan "peran nomor punggung 6", dan ada juga yang menempatkannya dalam formasi dua gelandang sejajar atau tiga gelandang sejajar.

Umumnya, mereka berpasangan dengan gelandang jangkar sebagai penyeimbang. Di Italia, ada Andrea Pirlo yang dibantu Gennaro Gattuso di Milan dan duo Arturo Vidal-Paul Pogba di Juventus.

Di Liga Inggris, ada Thiago Alcantara yang sering berpasangan dengan Fabinho dan Jordan Henderson, sebagai komponen lini tengah Liverpool. Ada juga Jorginho di Chelsea, yang biasa berpartner dengan N'Golo Kante.

Uniknya, dalam sistem "pressing football" kekinian, peran playmaker bukan hanya milik personel lini tengah, tapi juga lini belakang.

Belakangan, muncul bek-bek tengah yang jago menggiring bola atau melepas umpan jitu bak seorang playmaker. Misalnya, duet Joel Matip dan Virgil Van Dijk di Liverpool, David Luiz (Brasil) dan Leonardo Bonucci (Juventus).

Leonardo Bonucci dan Virgil Van y
Leonardo Bonucci dan Virgil Van y
Bek-bek yang dikenal sebagai "ball playing defender" ini kerap muncul sebagai playmaker dadakan, setiap kali lini tengah buntu. Situasi ini memungkinkan, karena "pressing football" biasa menerapkan garis pertahanan tinggi.

Jadi, bek pun dituntut lebih aktif membangun serangan. Karena alasan yang sama juga, para bek sayap juga jadi lebih aktif menyerang, mengirim umpan silang, bahkan mencetak gol, seperti yang biasa dilakukan duet Andy Robertson dan Trent Alexander-Arnold (Liverpool), Kieran Trippier (Newcastle United) dan Kyle Walker (Manchester City).

Dari waktu ke waktu, tren strategi di sepak bola terlihat begitu dinamis. Terbukti, peran playmaker saja terus berevolusi.

Menariknya, semakin ke sini dinamika tren taktik sepak bola justru mampu mengikis dikotomi antara pemain bertahan dan menyerang. Tidak ada yang lebih tinggi atau lebih rendah. Semua menjadi kesatuan, baik saat menyerang atau bertahan.

Di sisi lain, dinamika ini membuat semua lini punya peran dalam menyerang dan bertahan sama besar. Persis seperti quote terkenal Johan Cruyff, legenda Timnas Belanda, "kiper adalah penyerang pertama, dan penyerang adalah bek pertama".

Trent Alexander-Arnold dan Kieran Trippier (Independent.co.uk)
Trent Alexander-Arnold dan Kieran Trippier (Independent.co.uk)
Buktinya, selain bek yang bisa jadi playmaker, kiper juga semakin banyak dilibatkan dilibatkan dalam proses membangun serangan dari bawah.
Di sisi lain, penyerang ikut bertugas mengganggu proses serangan lawan dari bawah, sambil membuka ruang bebas buat pemain lain.

Makanya, belakangan muncul istilah "defensive forward". Peran ini belakangan populer, seperti halnya "false nine", karena terbukti efektif. Salah satu "defensive forward" yang populer adalah Olivier Giroud.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun