Sementara itu, di awal kemunculannya, Romero sempat dilabeli sebagai "Messi dari Meksiko", merujuk pada negara asal ibunya dan gaya bermainnya yang disebut mirip Messi kala remaja.
Pemain berusia 17 tahun ini juga sempat dipantau Timnas Spanyol, sebelum akhirnya menerima panggilan Timnas Argentina, negara asal Diego, ayahnya, seorang mantan pesepakbola asal Argentina.
Keseriusan AFA pada si pemain sendiri sudah terlihat, dengan melibatkan saudara kembar Tobias Romero ini ke skuad Timnas U-15 Argentina dalam turnamen U-15 Amerika Selatan tahun 2015. Dalam turnamen ini, Argentina menjadi runner-up, dan Romero mencetak dua gol dari enam penampilan.
Maklum, sebelum pindah ke ibukota Italia, Romero adalah pemain didikan akademi Real Mallorca, dan sudah cukup lama tinggal di Spanyol. Dengan demikian, selain mempunyai paspor Argentina dan Meksiko, pemain berambut gondrong ini juga punya paspor Spanyol.
Meski terlihat instan, pendekatan Timnas Argentina ini menjadi satu hal unik. Dengan memanfaatkan posisi tawar yang bagus, mereka benar-benar memberdayakan semua aspek yang bisa diberdayakan, untuk keperluan jangka panjang, sambil terus meningkatkan kualitas kompetisi domestik dan pembinaan usia muda.
Bukan cuma untuk gaya-gayaan, proyek ini juga melibatkan orang-orang yang memang kompeten di bidangnya. Dengan demikian, hasil yang didapat tidak akan mubazir: tim bisa tetap kompetitif. Karenanya, tidak ada suara nyinyir seperti di Indonesia.
Mungkin, cara yang dipakai Timnas Argentina ini bisa ditiru PSSI, yang kebetulan sedang mencari pemain keturunan Indonesia di luar negeri. Dengan catatan, orang yang terlibat memang kompeten di bidangnya, seperti di Timnas Argentina.
Berani coba, PSSI?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H