Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Dari Pandemi ke "Merasa" Endemik

10 Maret 2022   14:05 Diperbarui: 10 Maret 2022   14:08 326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Kompas.com)

Penyebabnya, virus Corona masih bermutasi secara periodik, dan angka vaksinasi di tiap daerah belum sepenuhnya merata. Ditambah lagi, tingkat ketertiban sebagian masyarakat Indonesia masih belum cukup bisa diandalkan, dalam konteks pencegahan.

Dengan perilaku di sebagian masyarakat kita yang ada selama ini, saya justru sedikit mengkhawatirkan jika pemerintah nanti malah disalahkan karena situasi ternyata memburuk. Padahal, penyebabnya hanya karena banyak yang tidak tertib.

Jelas, masih harus ada kesiapan yang komprehensif di dalam negeri, dan koordinasi cukup baik di tingkat internasional. Keduanya harus seiring sejalan dan berjalan sama baiknya.

 Jika kedua hal ini tidak seiring sejalan, maka setiap kebijakan "menuju endemik", apapun bentuknya, hanyalah sebentuk hasrat "kebelet endemik" yang bisa jadi sangat ceroboh.

Mengubah "pandemi" menjadi "endemik" bukan perkara semudah membalik telapak tangan. Prosesnya mungkin tidak sebentar, tapi hasilnya pasti dan menciptakan situasi nyata.

Mungkin akan sedikit menjengkelkan, khususnya bagi mereka yang cenderung sembrono, tapi menjadi "endemik" betulan selalu jauh lebih baik daripada hanya "merasa endemik" akibat sudah terlanjur "kebelet endemik".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun