Penyebabnya, virus Corona masih bermutasi secara periodik, dan angka vaksinasi di tiap daerah belum sepenuhnya merata. Ditambah lagi, tingkat ketertiban sebagian masyarakat Indonesia masih belum cukup bisa diandalkan, dalam konteks pencegahan.
Dengan perilaku di sebagian masyarakat kita yang ada selama ini, saya justru sedikit mengkhawatirkan jika pemerintah nanti malah disalahkan karena situasi ternyata memburuk. Padahal, penyebabnya hanya karena banyak yang tidak tertib.
Jelas, masih harus ada kesiapan yang komprehensif di dalam negeri, dan koordinasi cukup baik di tingkat internasional. Keduanya harus seiring sejalan dan berjalan sama baiknya.
 Jika kedua hal ini tidak seiring sejalan, maka setiap kebijakan "menuju endemik", apapun bentuknya, hanyalah sebentuk hasrat "kebelet endemik" yang bisa jadi sangat ceroboh.
Mengubah "pandemi" menjadi "endemik" bukan perkara semudah membalik telapak tangan. Prosesnya mungkin tidak sebentar, tapi hasilnya pasti dan menciptakan situasi nyata.
Mungkin akan sedikit menjengkelkan, khususnya bagi mereka yang cenderung sembrono, tapi menjadi "endemik" betulan selalu jauh lebih baik daripada hanya "merasa endemik" akibat sudah terlanjur "kebelet endemik".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H