Ini bisa menjadi satu pertimbangan khusus di masa depan. Jika track record kelanjutan kiprah pemain keturunan Indonesia (setelah dinaturalisasi) justru jadi jelek, jangan kaget kalau di masa depan, pemain keturunan Indonesia di kompetisi kasta tertinggi liga Eropa akan menolak tanpa basa-basi. Khususnya, jika mereka masih berusia muda.
Bisa membela tim nasional memang merupakan satu impian puncak seorang pesepakbola. Masalahnya, kesempatan untuk bermain dan berkembang di level tinggi tidak selalu datang setiap saat.
Faktor garis keturunan memang bisa menentukan di tim nasional mana seseorang bermain, tapi dimensi sepak bola tidak sesempit itu. Ia adalah ruang bebas, yang memberi kesempatan untuk siapa saja berkembang sebaik mungkin, apapun garis keturunannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H