Sejak sedekade terakhir, PSSI beberapa kali mengadakan program pelatihan untuk pemain muda dengan mengirim satu tim berisikan sejumlah pemain muda Indonesia (U-19 ke bawah) ke luar negeri.
Negara tujuannya adalah Uruguay (SAD),sampai Inggris (Garuda Select). Untuk program yang disebut terakhir, PSSI bekerja sama dengan Mola TV (milik grup Djarum).
Tak heran, para pemain muda yang jadi peserta program "Garuda Select" sempat mencicipi suasana pelatihan di Como, klub Serie B Italia milik grup Djarum.
Hanya saja, format kedua program ini sedikit berbeda. SAD ikut berkompetisi di kompetisi usia muda (amatir) seperti halnya Primavera dan Baretti di era 1990-an, sementara Garuda Select lebih banyak berujicoba dengan tim usia muda di Inggris, serta singgah di Italia dan Jerman.
Perubahan ini sebenarnya adalah satu bentuk evaluasi, setelah metode ala SAD dinilai kurang efektif. Pemain yang ada kurang bisa dimonitor pencari bakat atau direkomendasikan tim pelatih ke klub lain setelah selesai mengikuti program pelatihan, karena hanya berlaga di kompetisi amatir.
Hasil dari perubahan ini sebenarnya sudah terlihat di Garuda Select angkatan awal, dengan adanya pemain yang dikontrak klub Eropa. Mereka antara lain Brylian Aldama dan David Maulana (HNK Rijeka, Kroasia) dan Bagus Kahfi (Jong Utrecht).
Masalahnya, efektivitas program ini belakangan mulai dipertanyakan, saat Perwakilan Mola TV Mirwan Suwarso dan Timo Scheunemann (staf pelatih dan penerjemah Garuda Select) mengungkapkan ada satu masalah "turunan" yang muncul sejak Garuda Select angkatan pertama, yakni sikap manja dan mental yang kurang kuat pada beberapa pemain.
Berangkat dari masalah ini, saya terpikir untuk memberikan sedikit saran, yang barangkali bisa membantu.
Dari segi format, program Garuda Select seharusnya diubah total. Dalam artian, fokusnya bukan mengumpulkan pemain muda hasil seleksi ke dalam satu tim, tapi menggandeng agen-agen asing untuk mempromosikan bakat-bakat muda dari Indonesia.
Dengan demikian, para peserta program Garuda Select punya kesempatan bermain di luar negeri dan punya arah karier yang tertata karena punya agen pemain, seperti layaknya pemain profesional.