Benar-benar kurang kerjaan. Sudah boros, tidak efektif juga, karena orientasinya instan. Seperti buah mentah yang dikarbit.
Kenapa tidak ikut turnamen tarkam sekalian? Lebih bermanfaat dan bisa menghidupkan gairah sepak bola di Indonesia.
Toh banyak pemain jebolan tarkam di liga Indonesia dan banyak pemain Indonesia yang main di turnamen tarkam saat libur kompetisi.
Percuma punya pengalaman berlatih di luar negeri, kalau outputnya seperti itu. Bermain di klub saja jarang sekali, mana bisa masuk Timnas, kecuali kalau sistem "pemain titipan" masih ada.
Maka, PSSI dan MOLA TV tak perlu repot-repot menyekolahkan pemain ke luar negeri, karena "kebanggaan" seperti itu sifatnya semu. Selesai program, dapat kontrak jangka pendek, lalu dilepas pulang ke Indonesia karena tak berkembang, dan selesai sudah
Cukup hidupkan saja kompetisi junior di Indonesia, dan fasilitasi para pemain muda Indonesia dengan agen asing berjejaring luas di luar negeri.
Jadi, kita akan semakin sering melihat pemain muda Indonesia "go abroad" dan punya karier bermain bagus di luar negeri, bukan cuma numpang lewat, tapi karena memang berkualitas.
Inilah yang nanti bisa membuat Timnas Indonesia lebih kuat. Bukankah punya timnas yang kuat adalah harapan bersama?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H