Di sini, bias gender mudah diatasi, karena titik fokusnya sama. Tapi, untuk Timnas Indonesia Putri, ini adalah satu PR besar, karena pilihan berkarier sebagai seorang pemain sepak bola putri masih menjadi sesuatu yang asing, khususnya dalam budaya masyarakat kita yang cenderung patriarkis.
Maka, selain menggulirkan lagi kompetisi, PSSI dan pihak terkait juga perlu ikut mengedukasi masyarakat, supaya kehadiran kompetisi sepak bola putri nasional nantinya tak menimbulkan polemik.
Selain itu, jika kompetisi sudah bergulir lagi, semua pihak terkait harus punya komitmen untuk terus maju. Supaya, kompetisi yang ada berkualitas dan sehat. Dengan demikian, tragedi kebobolan 22 gol seperti di ajang Piala Asia Wanita 2022 bisa dihindari.
Bisa?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI