Masalah lainnya, PSSI sepertinya masih belum terbiasa, untuk membuat jadwal pertandingan uji coba internasional (sesuai kalender FIFA) dengan terencana. Maklum, selama ini, mereka terkesan ogah-ogahan dalam menyusun jadwal pertandingan uji coba internasional.
Makanya, kita tidak sering melihat Tim Garuda bertanding di jeda internasional, kecuali pada Kualifikasi Piala Dunia atau Piala Asia. Selebihnya, kita lebih sering melihatnya di turnamen Piala AFF atau turnamen kelompok umur, yang ternyata tak masuk kalender FIFA.
Padahal, pertandingan uji coba internasional bisa ikut membantu Timnas Indonesia menambah poin, untuk menaikkan peringkat FIFA.
Belakangan, peringkat FIFA ini menjadi satu acuan, dalam menentukan peserta kualifikasi atau undian fase grup turnamen mayor (seperti pada pot undian Kualifikasi / fase grup turnamen Piala Asia dan Piala Dunia).
Semakin baik peringkatnya, semakin bagus peluang untuk melangkah jauh. Semakin rendah peringkatnya, semakin besar peluang bertemu lawan berat, termasuk kemungkinan menjadi "pelanduk di antara gajah" jika ternyata berada di grup neraka.
Makanya, belakangan partai uji coba internasional mulai diseriusi, bahkan diatur sedemikian rupa, layaknya turnamen, seperti pada kasus UEFA Nations League, di Eropa.
Meski masih dikritik, kehadiran UEFA Nations League terbukti mampu dimanfaatkan negara berperingkat menengah atau rendah, sebagai kesempatan untuk tampil di Piala Eropa.
Buktinya, Timnas Makedonia Utara sukses lolos ke Euro 2020. Padahal, negara asal Goran Pandev ini sebenarnya termasuk tim anak bawang di Eropa.
Langkah UEFA ini lalu ditiru oleh CONCACAF (Amerika Utara, Karibia, dan Amerika Tengah) yang menghadirkan CONCACAF Nations League. Turnamen ini sekaligus menjadi ajang kualifikasi Piala Emas CONCACAF (setara Euro di Eropa).
Berhubung format "Nations League" belum ada di Asia, sudah seharusnya PSSI mulai mengatur jadwal pertandingan uji coba internasional dengan baik, dan berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait, sehingga pembatalan seperti pada jadwal pertandingan melawan Bangladesh tidak terulang, karena sudah tertangani dengan baik.
Tak masalah siapapun lawannya, yang penting rutin mendapat hasil positif, dan peringkat FIFA Timnas Indonesia terus membaik. Jadi, ada kesempatan untuk Timnas Indonesia bisa bersaing di kualifikasi turnamen mayor, syukur-syukur bisa lolos dan tidak hanya "numpang lewat" berkat modal peringkat FIFA yang baik.
Bisa?