Menyusul penampilan bagus di Piala AFF 2020, sejumlah pemain Indonesia cukup banyak dikaitkan dengan peluang transfer ke klub luar negeri. Dua diantaranya adalah Pratama Arhan dan Alfeandra Dewangga.
Dua pemain PSIS Semarang ini cukup banyak diperbincangkan, karena sama-sama bersinar di turnamen tingkat Asia Tenggara.
Dewangga sempat terpilih sebagai Man of the Match saat Timnas Indonesia menahan imbang Vietnam tanpa gol. Pratama Arhan terpilih sebagai Man of the Match saat Tim Garuda menghajar Malaysia 4-1.
Bukan cuma itu, Arhan juga terpilih menjadi Pemain Muda Terbaik Piala AFF 2020, dan santer dikaitkan dengan Daejeon Hana Citizen, klub kasta kedua Liga Korea Selatan.
Soal kemungkinan Arhan pindah dari Semarang memang cukup terbuka, karena dirinya sudah mengucapkan salam perpisahan kepada tim Mahesa Jenar lewat media sosial.
Dengan kata lain, pengumuman soal klub baru bek spesialis lemparan jauh ini tinggal menunggu waktu.
Sementara itu, Alfeandra Dewangga disebut-sebut sempat ditaksir Jeonnam Dragons (klub kasta kedua Liga Korea Selatan), dan klub kontestan Liga Thailand.
Hanya saja, berbeda dengan Arhan, pemain berposisi gelandang jangkar ini dipastikan bertahan di Semarang, setidaknya sampai Liga 1 musim ini selesai.
Jadi, kalaupun rekan seangkatan Pratama Arhan di tim junior PSIS Semarang ini pindah, kepindahan itu kemungkinan baru akan bisa terlaksana pada pertengahan tahun 2022.
Kejelasan status Dewangga di Semarang telah ditegaskan oleh manajemen PSIS Semarang, dan dipertegas dengan penampilan sang pemain saat klub Kota Atlas tampil menghadapi Persiraja Banda Aceh di Liga 1, Rabu (12/1).
Hebohnya pemberitaan media kita soal kemungkinan mereka bermain di luar negeri, memang sudah berlangsung cukup lama. Respon publik sepak bola nasional yang sangat antusias, sukses membuatnya menjadi gorengan media.
Dari segi publisitas, pola pemberitaan ini memang bisa menarik atensi klub luar negeri. Tapi, dalam bursa transfer, selama belum ada pengumuman resmi, semua kemungkinan masih bisa terjadi karena klub biasanya membeli pemain dengan pertimbangan teknis, bukan hanya karena popularitas di media sosial.
Maka, sudah seharusnya tidak perlu ada pemberitaan berlebih soal mereka. Biarkan mereka fokus pada situasi saat ini.
Andai akhirnya benar-benar pindah ke luar negeri, kita layak bersyukur, karena pemberitaan media selama ini bukan isapan jempol belaka.
Selebihnya, kita hanya bisa berharap, mereka mendapat menit bermain memadai, karena itulah yang dibutuhkan, sehingga bisa tetap berkembang.
Andai ternyata tidak, kita agaknya perlu membiasakan diri, untuk tidak terlalu heboh, sebelum semuanya benar-benar resmi, supaya tidak berakhir malu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H