Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Resolusi di Lintasan Waktu

6 Januari 2022   12:13 Diperbarui: 6 Januari 2022   13:23 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Liputan6.com)

Tapi, jujur saja, dengan keadaan fisik seperti ini, penolakan dan diskriminasi telah membuatku harus menginjak bumi. Itu sungguh mengenyangkan, sampai membuat muak.

Buat apa bermimpi, kalau keadaan dan sistem melarang, sekalipun mimpi itu sebenarnya sederhana?

Lebih baik berjalan tanpa mimpi itu, dan tidak benar-benar berharap banyak. Jadi, saat ternyata realita berbeda dari harapan, tak ada rasa sakit di sana.

Dulu, bermimpi terasa menyenangkan. Semakin tinggi, semakin banyak, semakin lapar. Entah sukses atau tidak, selalu ada rasa penasaran yang tersisa.

Tapi, ketika umur makin bertambah, semua itu terasa absurd. Semakin banyak, semakin tak terkejar. Semakin sedikit, semakin wajar.

Entah sudah berapa banyak teman seperjuangan, yang pada akhirnya harus mengubur dalam-dalam mimpi besar mereka. Padahal, aku tahu persis, mereka orang-orang berotak cerdas, badannya sehat, dan cukup mapan.

Rasanya? Kata mereka, ini menyakitkan, karena apa yang sudah mereka impikan sejak lama harus dilupakan, walau tidak benar-benar direlakan.

Meski masih bisa mengejarnya, pagebluk memaksa mereka untuk memprioritaskan hal-hal mendasar. Mimpi? Tinggalkan saja di tempat tidur.

Aku sendiri tetap bersyukur, karena tahun baru boleh kembali datang, tanpa membawa serta hujan deras nyaris sepanjang hari.

Tahun ini mungkin akan sedikit berbeda, karena menjadi satu penanda akhir masa muda. Sebuah masa penuh semangat, lengkap dengan naik turun dan luka-luka, seperti halnya masa remaja dulu. Aku bersyukur, karena boleh menapak babak akhir masa ini.

Inilah titik lintasan waktu, menuju babak berikutnya. Semoga, pada saatnya nanti, kami boleh berpamitan dan berpisah baik-baik, tanpa ada sesal yang tertinggal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun