Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Dua Wajah Lini Belakang Liverpool

20 Desember 2021   03:27 Diperbarui: 20 Desember 2021   06:02 338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Momen saat bek Liverpool, Andy Robertson (nomor punggung 26) dikartu merah wasit (Detik.com)

Jika melihat lini belakang Liverpool, mungkin sebagian orang akan menyebutnya sebagai salah satu yang terbaik di Liga Inggris saat ini, jika bukan di Eropa.

Ada Alisson, kiper Timnas Brasil, di bawah mistar. Di jantung pertahanan, ada duet palang pintu raksasa Joel Matip dan Virgil Van Dijk, plus Trent Alexander-Arnold dan Andy Robertson, dua bek sayap dengan kemampuan komplit

Di bangku cadangan, Si Merah juga masih punya antara lain Ibrahima Konate, Nat Philips, Joe Gomez, dan Kostas Tsimikas. Tentunya, ini lebih komplet ketimbang musim lalu, saat lini belakang mereka dihantam badai cedera.

Dalam banyak kesempatan, selain mengamankan tim dari kebobolan, personel lini belakang Liverpool kerap mencetak gol dan assist. Boleh dibilang, lini belakang adalah senjata rahasia dalam taktik "gegenpressing" ala Juergen Klopp.

Tapi, seperti pepatah "tak ada gading yang tak retak", lini belakang Liverpool ternyata juga punya titik lemah yang cukup gawat. Mereka rawan diserang balik dan dijebol, khususnya jika menghadapi tim yang pintar mengakali jebakan offside, dan punya paduan strategi antara pressing ketat plus serangan balik cepat.

Kebetulan, kelemahan ini cukup terekspos, saat Mohamed Salah dkk bertandang ke markas Tottenham Hotspur, Minggu (19/12).

Menghadapi tim asuhan Antonio Conte yang bermain taktis, lini belakang Liverpool berkali-kali keteteran menghadapi kecepatan serangan balik Harry Kane dkk, karena strategi perangkap offside mereka berkali-kali jebol.

Beruntung, lini belakang Liverpool masih mampu mengamankan situasi, disamping kurang maksimalnya penyelesaian akhir lini depan The Lilywhites. Jika tidak, gol Harry Kane di menit ke 13 bukan hanya jadi satu-satunya gol Spurs di babak pertama.

Dari inspirasi personel lini belakang jugalah, Liverpool mampu membuat gol. Di babak pertama, umpan silang Andrew Robertson mampu dituntaskan Diogo Jota dengan sundulan jitu di menit ke 35, yang membuat Hugo Lloris mati langkah.

Kapten Timnas Skotlandia itu juga mencetak gol di babak kedua, memanfaatkan assist Trent Alexander-Arnold. Masalahnya, sisi kedua lini belakang Liverpool lalu muncul tak lama setelah itu.

Dimulai dari blunder Alisson saat salah mengantisipasi umpan silang lawan, Liverpool lalu terjebak dalam tekanan hebat. Blunder itu sukses diceploskan Son Heung-Min menjadi gol penyama kedudukan di menit ke 74.

Masalah bertambah, saat Andy Robertson dikartu merah wasit tiga menit berselang, akibat melakukan tekel keras kepada Emerson Royal.

Situasi ini memaksa Juergen Klopp memasukkan Kostas Tsimikas dan Joe Gomez, menggantikan Sadio Mane dan Diogo Jota. Pelatih asal Jerman ini tampaknya sadar, meraih satu poin dengan sepuluh pemain jauh lebih baik ketimbang kalah.

Situasi ini memang membuat gap poin dengan Manchester City di puncak klasemen sementara Liga Inggris melebar jadi tiga poin, setelah pada saat bersamaan Manchester City menghajar Newcastle United dengan skor 4-0.

Tapi, dengan kondisi tim agak compang-camping, karena ada beberapa pemain yang terpapar virus Corona varian Omicron, seperti Virgil Van Dijk dan Curtis Jones, hasil ini sudah cukup baik. Apalagi, dengan cukup bagusnya performa Tyler Morton dan Ibrahima Konate saat tampil di markas Tottenham Hotspur.

Praktis, kini Liverpool perlu mengantisipasi kepergian Sadio Mane, Mohamed Salah, dan Naby Keita, yang sama-sama akan tampil di Piala Afrika.

Daftar ini berpotensi bertambah, setelah Joel Matip siap memenuhi panggilan Timnas Kamerun, seiring terpilihnya Samuel Eto'o sebagai ketua Fecafoot (PSSI-nya Kamerun) baru-baru ini.

Dengan pembenahan besar-besaran yang dicanangkan legenda Barcelona dan Inter Milan itu, peluang kembalinya pemain seperti Matip, yang selama beberapa tahun terakhir memilih tak membela Timnas Kamerun menjadi sangat terbuka.

Meledaknya virus Corona varian Omicron, ditambah perhelatan Piala Afrika, bisa membuat situasi menjadi rumit. Jika tidak diantisipasi, situasinya akan tak kalah rumit dengan saat badai cedera datang musim lalu.

Mampukah Liverpool menghadapi masa sulit?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun