Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Saat Dua Raksasa Berkolaborasi

18 Desember 2021   20:05 Diperbarui: 18 Desember 2021   20:41 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bicara soal regional atau benua mana yang dikenal sebagai raksasa sepak bola dunia, kebanyakan orang mungkin akan langsung menyebut Eropa dan Amerika Selatan, dalam daftar teratas.

Maklum, juara Piala Dunia memang berasal dari kedua regional ini. Dari 21 edisi yang sudah dihelat, 12 juara dunia berasal dari Eropa, yakni Italia dan Jerman (4 kali juara), Prancis (2 kali), Spanyol dan Inggris (1 kali). Sembilan sisanya diwakili oleh trio raksasa Amerika Selatan, yakni Brasil (5 kali juara), Argentina dan Uruguay (2 kali).

Dominasi mereka juga terlihat, dari banyaknya pemain berkualitas yang muncul di tiap generasi. Ini merupakan hasil dari animo tinggi, yang didukung dengan keberadaan sistem pembinaan usia muda yang baik.

Bukti sederhananya, dari 65 edisi penghargaan Ballon D'Or (1956-2021), hanya satu nama pemenang, yang berasal dari luar Eropa atau Amerika Selatan, yakni George Weah. Legenda AC Milan yang sejak 2018 menjadi presiden di Liberia ini memenangkannya pada tahun 1995.

Sampai Piala Dunia 2002, kemampuan teknik individu yahud para pesepakbola Amerika Selatan mampu mengimbangi kekompakan khas Eropa. Tapi, setelahnya justru makin tertinggal.

Terlepas dari Uruguay yang memang inkonsisten dalam beberapa kesempatan, Brasil dan Argentina yang biasa menjadi unggulan di Piala Dunia juga tampak mulai kesulitan mengimbangi kemajuan teknologi di sepak bola Eropa.

Mereka memang dominan di kandang sendiri, tapi lain soal saat sudah menapak ajang Piala Dunia. Jangankan juara, masuk semifinal saja sudah mulai kesulitan.

Makanya, ketika CONMEBOL, selaku induk sepak bola Amerika Selatan, menggandeng UEFA untuk berkolaborasi, wacana ini jadi terlihat menarik. Dua kekuatan terkuat yang selama ini bersaing akhirnya menyatu dalam wadah Nations League.

Bak gayung bersambut, UEFA pun setuju. Salah satu alasan terbesarnya adalah untuk membendung ide kontroversial FIFA, yang berwacana menjadikan Piala Dunia sebagai event dua tahunan.

Disebut kontroversial, karena FIFA dinilai hanya fokus mengejar cuan, sementara pemain sudah cukup terforsir. Masalah ini kebetulan juga terlihat, dengan adanya jadwal pertandingan sangat padat akibat imbas pandemi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun