Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Mandalika, Waktunya Sekarang Bangkit Kembali

7 Desember 2021   10:06 Diperbarui: 7 Desember 2021   10:11 3585
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di sini, ada cerita dan pengalaman unik yang bisa diangkat. Bentuknya pun beragam, misalnya dengan mengadakan kelas memasak (mulai dari memetik sayur atau memancing ikan, sampai menyajikan) bersama warga setempat. Bisa juga wisata edukasi ke kebun kopi, seperti di daerah Sembalun, salah satu area jalur pendakian populer ke puncak Gunung Rinjani.

Dengan keragaman alam dan kuliner yang unik, Indonesia punya potensi wisata gastronomi yang besar. Jika mampu digarap dengan serius, turis dan sorotan media pasti akan otomatis berdatangan. Sebagai contoh, di Thailand, wisata gastronomi seperti ini sudah terkenal di banyak negara, karena potensi yang ada benar-benar digarap dengan serius.

Potensi lain ada dari wisata budaya, misalnya dari Desa Sade, kampung adat Suku Sasak di dekat Mandalika. Selain karena budayanya yang eksotis, Suku Sasak punya kain tenun khas yang unik, dan cocok untuk dijadikan oleh-oleh khas Lombok.

Masyarakat Suku Sasak mengenakan kain tenun khas Suku Sasak (Sumber gambar: Kompas.com) 
Masyarakat Suku Sasak mengenakan kain tenun khas Suku Sasak (Sumber gambar: Kompas.com) 

Dengan banyaknya potensi yang dimiliki, lengkap dengan infrastruktur pendukungnya, sinergi dengan berbagai pihak terkait perlu segera dibangun, supaya, segala sesuatunya bisa dipersiapkan dengan baik, termasuk dalam hal meningkatkan kompetensi SDM, khususnya masyarakat setempat.

Kompetensi SDM menjadi aset penting, karena di masa sekarang ini, segalanya bergerak serba dinamis, termasuk tren pariwisata. Otomatis, pihak pengelola destinasi wisata harus bisa membaca tren yang sedang berkembang, supaya tidak ditinggal wisatawan. Disinilah, peran SDM kompeten diperlukan.

Lebih jauh, perlu ada grand design pariwisata, lengkap dengan konsep pendukung yang jelas, supaya tercipta ekosistem pariwisata yang baik dan serba terintegrasi sebagai kunci untuk maju. Jika pemerintah dan semua pihak terkait mau berkomitmen untuk terus berperan aktif, semua potensi yang ada di DSP Mandalika bisa menjadi nyata, karena dapat dioptimalkan.

Hasilnya, tercipta manfaat berkelanjutan, khususnya bagi masyarakat setempat. Inilah satu manfaat pembangunan yang (seharusnya) paling bisa dilihat, sepanjang mereka terus dilibatkan secara aktif.

Sehebat apapun upaya promosinya, sebagus apapun wujud infrastruktur pendukungnya, jika tak ada sistem pendukung, dan pola pikir jangka panjang di dalamnya, percuma saja. Infrastruktur dan promosi hanya sarana, yang masih harus dilengkapi dengan dukungan sistem dan sinergi antarpihak terkait yang baik, demi mencapai hasil maksimal.

Mandalika, dengan predikat sebagai DSP, lengkap dengan berbagai potensi dan cerita di dalamnya, seharusnya bisa menjadi katalis, yang mampu menggerakkan gairah pariwisata, khususnya di seputaran Pulau Lombok dan Provinsi Nusa Tenggara Barat secara umum.

Dengan catatan, masyarakat setempat tidak hanya menjadi penonton di rumah sendiri, dan dipaksa tercabut dari akarnya, akibat pelbagai kemajuan yang ada di Mandalika ternyata hanya bisa mereka lihat, tanpa pernah ikut mereka nikmati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun