Pada bursa transfer musim panas 2021, PSG sukses mencuri perhatian, karena memboyong lima pemain bintang sekaligus. Mereka adalah Gini Wijnaldum dari Liverpool), Sergio Ramos (Real Madrid), Gianluigi Donnarumma (AC Milan), Achraf Hakimi (Inter Milan), dan Lionel Messi (Barcelona).
Disebut pemain bintang, karena mereka mampu bersinar dan meraih prestasi di klub sebelumnya. Mereka bahkan menjadi salah satu pemain terbaik di posisi masing-masing.
Diantara kelimanya, hanya Achraf Hakimi yang bukan pemain gratisan. Selebihnya datang secara gratis, karena kontrak di klub sebelumnya sudah kadaluarsa.
Dengan profil tinggi yang mereka miliki, wajar jika sorotan media begitu tajam. Awalnya, mereka panen kritik, karena tak bisa langsung padu di awal, tapi kritik itu perlahan hilang, seiring lancarnya adaptasi mereka, yang terlihat dari terus membaiknya performa di lapangan.
Tapi, kalau boleh menyorot satu nama, Sergio Ramos mungkin menjadi yang paling disorot. Bukan karena gaya mainnya yang cadas, tapi karena dirinya absen sangat lama.
Seperti diketahui, bek berusia 35 tahun ini mengalami cedera otot berkepanjangan, sejak akhir musim 2020/2021, saat masih berseragam Real Madrid. Jadi, ia datang ke Paris dalam kondisi cedera.
Sebelumnya, masalah cedera ini juga menjadi sebab, mengapa eks kapten Real Madrid tak disertakan pelatih Luis Enrique, saat Timnas Spanyol melaju sampai ke semifinal Euro 2020.
Entah karena cederanya memang parah, faktor usia, atau perawatan yang kurang tuntas di klub sebelumnya, PSG butuh waktu sampai empat bulan, untuk merehabilitasi cedera Ramos.
Makanya, bek jebolan akademi Sevilla ini lebih sering terlihat melakukan latihan individu, sebelum akhirnya mulai berlatih normal. Sebenarnya, ini termasuk kabar baik, karena cederanya hanya tinggal menyisakan PR di aspek kebugaran fisik.
Melihat bagaimana proses ini berjalan, dan pelan-pelan berprogres, rasanya agak aneh saat muncul rumor soal isu pemutusan kontrak Ramos. Saya sebut demikian, karena bek pemenang Piala Dunia ini punya gaji 20 juta euro per musim, dengan masa kontrak dua tahun.
Dengan angka sebesar itu, PSG jelas punya perhitungan terukur. Kalau tidak, Les Parisiens tak akan mau mengontraknya dengan gaji sebesar itu sampai dua tahun.
Sekaya-kayanya Nasser Al Khelaifi, ia takkan berbuat ceroboh, dengan membayar kucing dalam karung dengan harga mahal. Bos asal Qatar ini bahkan mau bersabar, menunggu sampai bek veteran ini pulih, sekalipun rumor tentangnya terus saja ada.
Hasilnya, pada akhir pekan lalu, Ramos akhirnya mencatat debut, saat PSG mengalahkan Saint Etienne 3-1 di Ligue 1 Prancis. Tak tanggung-tanggung, ia langsung bermain penuh, bersama Marquinhos, yang di laga itu mencetak dua gol, dalam kemenangan yang diinspirasi hat-trick assist Lionel Messi dan diwarnai cedera Neymar.
Kembalinya Ramos ke lapangan hijau, setelah cukup lama menjalani rangkaian rehabilitasi pascacedera, jelas menjadi sesuatu yang melegakan, karena semua akhirnya bisa melihat, seperti apa formasi tim asuhan Mauricio Pochettino dengan formasi terbaik di lini belakang.
Memang, masih butuh waktu untuk melihat, apakah eks pemain Sevilla ini bisa tampil maksimal atau tidak, tapi, kesabaran PSG menjadi satu contoh langka di sepak bola modern, yang belakangan cenderung kurang sabaran.
Benar, meski prosesnya kurang mengenakkan, pada akhirnya kesabaran akan berbuah manis, jika mau ditekuni.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H