Ketiga, sejak awal sampai pertengahan bulan November ini, saya disibukkan dengan serangkaian proses wawancara dan pengurusan dokumen administrasi, untuk keperluan rekrutmen di sebuah perusahaan plat merah, yang sepertinya sedang mencari tenaga kerja dari penyandang disabilitas.
Karena prosesnya yang serba mendadak, semua terlihat kacau. Kontak awal yang mendadak disambung wawancara awal via telepon, lalu wawancara lanjutan secara daring, ditambah pemberkasan dan pekerjaan lain, hanya dalam waktu kurang dari dua minggu. Benar-benar, kocar-kacir.
Saya sempat bingung mau menulis apa, meski sebenarnya ingin tetap menulis secara rutin, demi menjaga kesehatan mental dan konsistensi yang sudah mulai terbentuk. Alhasil, kedua belas artikel itulah yang saya hadirkan. Benar-benar sebuah timing yang sempurna.
Meski belakangan saya jadi kena "ghosting" setelah rangkaian wawancara dadakan ini, efek negatifnya tidak terlalu parah, karena  pikiran tidak benar-benar buntu. Selama masih ada yang bisa dilakukan, seharusnya semua baik-baik saja.
Meski terlihat malas, mungkin inilah satu kesempatan baik untuk berbagi sambil mengistirahatkan pikiran sejenak. Selama itu bisa bermanfaat dan bukan sebuah pelanggaran, seharusnya itu bukan masalah. Toh ini bukan cerita soal kenangan mantan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H